Akibat “ulah” lembaga survei, Ketua Umum PKB Muhaimain Iskandar atau Cak Imin, yang sebelumnya menguat dijadikan pasangan Prabowo, “terusik”. Nampaknya tak terima calon pasangannya disandingkan sama orang lain. Cuma ini kondisi kemarin dulu. Sekarang, pertemanan Gerindra PKB stabil kembali. Apalagi setelah Prabowo turun ke Jawa Timur sowan beberapa Kyai sepuh NU.
Yang terakhir Koalisi Perubahan. Agar lebih simple saya tulis KP saja. Mengapa demikian..? Karena koalisi ini belum secara resmi di deklarasikan. Istilah Koalisi Perubahan dimunculkan ke publik secara tak resmi oleh partai penggagas. Untuk membedakan adanya kelompok yang berasal dari pihak istana “lawan” golongan oposisi yang selama ini aktif mengkritik pemerintah.
Sebutan KP keluar pasca Partai Nasdem memutuskan Anies Baswedan sebagai capres. Tepatnya di bulan Oktober 2022 lalu. Rencananya, KP akan di isi oleh tiga parpol. Jika terbentuk, koalisi ini saya nilai agak unik. Karena merupakan mix atau perpaduan antara partai “istana”, yaitu Nasdem, dan “luar istana” yaitu Demokrat dan PKS.
Lepas dari itu, eksistensi perjalanan KP sangat rentan. Penyebabnya, terjadi rebutan cawapres yang akan mendampingi capres Anies Baswedan. Antara Demokrat yang ngotot sodorkan nama Ketua Umumnya Mas AHY. Dengan PKS yang kukuh mendorong figur mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher. Akibatnya, hingga kini KP tak kunjung diresmikan.
Perkembangan terakhir, nasib KP tambah suram. Konflik internal soal cawapres, terutama antara Nasdem dengan Demokrat, makin tajam. Bukannya melakukan upaya meredam, antar elit kedua partai malah saling sindir. Disarikan dari berbagai sumber, yang terlibat debat di media adalah Waketum Nasdem Ahmad Ali dengan Ketum Demokrat Mas AHY.
Memenuhi syarat presidential threshold untuk daftar capres cawapres ke KPU mungkin pekerjaan mudah. Tinggal cari teman koalisi, kelar urusan. Namun, menentukan nama pasangan kandidat ternyata amat sulit. Tak seperti beli kacang goreng. Atau segampang mengeluarkan kecaman seperti dilakukan para penggemar bola tanah air terhadap Shin Tae Yong dan para pemain Timnas. Karena gagal juara AFF.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H