Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengenal Siswono Yudo Husodo yang Mundur dari Nasdem

27 Desember 2022   08:55 Diperbarui: 27 Desember 2022   17:54 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Ketua Wantim Nasdem Siswono Yudo Husodo, Sumber Foto DetkNews.

Kini Siswono bukan lagi bagian dari keluarga besar Partai Nasdem. Menurut saya, fakta tersebut cukup berpengaruh. Bisa jadi membuat sebagian Pengurus teras partai galau. Dan Surya Paloh jadi pusing. Bagaimana tidak, keluarnya Siswono menambah daftar hengkangnya para kader potensial beberapa waktu lalu. Pasca Nasdem putuskan Anies Baswedan sebagai capres.

Ada pengaruh, karena Siswono merupakan politisi senior. Sudah sering bersentuhan dengan beberapa fakta politik selama bertahun-tahun. Keluarnya beliau, membuat ilmu dan pengalaman yang dimiliki tak bisa lagi dijadikan sumbangan pemikiran bagi Nasdem. Padahal itu sangat-sangat penting. Demi perjalanan Partai Nasdem pada masa-masa mendatang.

Secara kolektifitas massa, mungkin ada yang menganggap biasa-biasa saja. Tak akan berdampak terhadap turun naiknya suara Nasdem. Meskipun, munculnya kenyataan pernah menjabat sebagai ketua HKTI sebenarnya tak dapat dipandang remeh. Komunikasi dan kontribusi yang sudah pernah diberikan sebelumnya, sedikit banyak tentu masih melekat kuat dikalangan tokoh dan para petani.

Tapi secara imej, keluarnya Siswono menimbulkan dampak psykologis sangat besar. Yang menyebabkan munculnya pergeseran brand Nasdem. Dari yang awalnya di persepsi oleh konstituen berjalan normal, tak ada masalah mendasar, menjadi partai yang di jauhi ramai-ramai oleh tokohnya pasca mencapreskan Anies Baswedan.

Ingat, imej bagi partai merupakan hal sangat mendasar. Utamanya dalam rangka menjaring vox pop dari publik. Partai yang punya imej bagus, potensial di pilih oleh rakyat. Sebaliknya yang punya imej buruk. Cenderung dijauhi. Maka tak heran, partai politik jor-joran melakulkan branding. Tak lain untuk mempertahankan dan menaikkan imej.

Saya kira, keluarnya Siswono adalah sinyal lampu kuning bagi Nasdem. Sebelum lampu merah menyala, ada baiknya sekarang mulai berbenah. Terlebih, berdasar hasil survei terkini, pencapresan Anies tak berjalan linier dengan tujuan Nasdem untuk menambah suara. Dalam konteks ini, yang banyak memperoleh manfaat justru calon partai koalisi. Yaitu Demokrat dan PKS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun