Maka satu-satunya jalan adalah tengok itu partai gurem. Yakni partai yang masuk sebagai peserta pemilu 2019, tapi tak lolos ambang batas parlemen. Sebab hasil perolehan suaranya ada ada dibawah 4 persen. Berturut-turut berdasar rangking, beberapa partai tersebut adalah Perindo, Berkarya, PSI, Hanura, PBB, PKPI dan Garuda.
Namun lagi-lagi nasib Nasdem dan Anies Baswedan kurang beruntung. Fakta yang ada di partai gurem tak linier dengan keinginan mendorong Anies sebagai capres 2024.
Terdapat kendala sangat prinsip dan tak bisa dicari jalan keluarnya. Yakni, akumulasi total suara gabungan partai gurem ternyata tak cukup dijadikan modal nyapres. Mereka hanya berhasil meraih 9.25 persen.
Kalau ditambah Nasdem yang punya 9.05, maka jumlah keseluruhan cuma 18.3 persen. Masih kurang kalau dibanding presidential threshold yang menentukan minimal 20 persen. Fakta ini jelas menunjukkan bukti tak cukup syarat membawa Anies daftar sebagai capres. Apalagi hingga pada tahap jadi calon yang di SK oleh KPU. Ya mustahil lah.
Belum juga tengok fakta soal partai gurem lain yaitu PSI. Partai ini diketahui telah ikat keputusan menentukan nama paket Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid sebagai kandidat capres-cawapres. Makin berat lah posisi Nasdem. Karena suara yang terkumpul, tambah tak terjangkau untuk dibuat modal berebut vox pop publik pada pilres 2024.
Bagaimana kalau diupayakan demikian rupa, bahkan kalau perlu harus berupaya habis-habisan demi Anies..? Misal ambil satu partai di parlemen meski sudah terikat koalisi, lalu ditambah gabungan beberapa partai gurem hingga mencapai 20 persen.
Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Namanya juga dunia politik. Gampang berubah. Cuma ya itu. Pastilah ongkosnya teramat sangat besar. Baik ongkos dalam arti finansiil maupun yang lain. Pertanyaannya, mampukah Nasdem dan Anies menutupi ongkos tersebut..?
Kalaupun skenario itu jalan dan dalam otopia nanti Nasdem sukses menang pilpres, kedepan tetap berat buat Anies sebagai presiden terpilih. Beratnya ada di parlemen. Punya modal anggota DPR RI dari Nasdem dan teman satunya lagi pastilah minim kekuatan. Saya yakin, partai-partai parlemen yang sempat dipermalukan karena kalah dalam pilpres, akan “balas dendam”. Caranya, jegal itu apapun keinginan presiden. Lagi-lagi, Nasdem dan Anies punya nasib tak beruntung.