Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagu Joko Tingkir, Ini Indonesia Mas

22 Agustus 2022   07:17 Diperbarui: 22 Agustus 2022   07:19 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Joko Tingkir, Via Merdeka.com

Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet ciptaan Mas Pratama memang sudah agak lama trending dikalangan penyuka dangdut koplo. Sering terdengar di acara nikahan, angkutan umum, pasar dan di beberapa kesempatan lain.

Namun karena dianggap tak beradab dan kurang menghargai eksistensi seorang tokoh, lagu ini di protes oleh kalangan nahdliyin. Mengapa sampai terjadi protes..? Berikut saya gambarkan sekilas. Siapa tahu sedikit bisa bantu menjelaskan. Tentu masih ada yang lain. Apa yang saya tulis ini bukan satu-satunya alasan.

Sebagai permulaan, perlu disampaikan bahwa silang pendapat yang kadang terjadi di internal pemeluk islam berakar dari tekhnis mempraktekkan dalil agama. Penyebabnya karena sudut pandang. Yang satu melihat dari sisi depan. Satunya lagi dari sisi tengah.

Perumpamaannya, mirip dua orang buta saat menggambarkan seekor gajah. Si Fulan pegang ekor. Sementara Fulanah telinganya. Ketika ditanya, seperti apa bentuk gajah..? Fulan menjawab kecil memanjang. Tapi kata Fulanah, tipis melebar. Siapa yang benar..? Ya benar semua. Yang salah adalah yang mempersoalkan jawaban keduanya.

Perumpamaan lain sebagai berikut. Di islam, ada dalil yang artinya, "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara. Pertama sedekah jariyah, kedua ilmu yang bermanfaat, ketiga doa anak yang sholeh".(HR Muslim). Dikalangan ulama, dalil ini tak dipertentangkan. Mayoritas sepakat membenarkannya. Cuma ketika mau diterapkan, masing-masing punya cara sendiri-sendiri.

Misal tentang doa anak soleh. Berdasar hadits tersebut para ulama yakin, bahwa doa seorang anak dapat menyambung kembali amal orang tua yang sempat putus karena meninggal dunia. Tapi dengan cara seperti apa doa itu dipanjatkan, disinilah muncul ragam pendapat.

Ada yang lebih afdhol jika dilakukan secara beramai-ramai seraya mengundang sanak famili dan tetangga. Sekalian bersedekah. Alasannya, berdoa secara bersama-sama apalagi hingga mencapai 40 orang, dipercaya lebih makbul dibanding hanya sendirian.

Sebaliknya, ada yang pilih berdoa cukup sendirian saja. Dilantunkan tiap selesai solat fardluh. Alasannya, tak ada keterangan yang mengharuskan doa itu dilakukan secara bersama-sama. Apalagi sampai mengundang banyak orang. Menurut kelompok ini, berdoa sendirianpun tak masalah. Soal diterima atau tidak, itu urusan Allah. Bukan kewenangan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Dalam konteks keberatan terhadap lagu Joko Tingkir, ada hadits Rosullah SAW yang relevan untuk dikemukakan. Di hadits ini, beliau bersabda yang artinya, "Tidaklah aku diutus kecuali untuk penyempurnakan akhlak". (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu).

Lantas seperti apa aplikasinya..? Dikarenakan budaya dan adat istiadat yang berlaku dilingkungan umat islam beragam, maka tentu ukuran terlaksananya hadits akhlak itu bukan terletak pada jenis perbuatan yang dilakukan. Melainkan terhadap nilai kepuasan hati seorang muslim terhadap perilaku muslim lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun