Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menpan RB, Bapak Tjahjo Kumolo meninggal dunia.Â
Pada hari ini, tanggal 1 juli 2022, jam 11.00 WIB. Beliau meninggal karena sakit. Mengalami komplikasi organ dalam. Sebelum meninggal, beliau sempat menjalani perawatan medis selama hampir dua pekan di Rumah sakit abdi waluyo.
Menilik kesaksian pegawai Kementerian, Bapak Tjahyo Kumolo tergolong seorang muslim yang baik. Rini Widyantini, Sekretaris Menpan RB mengatakan, "Kami merasa kehilangan sosok yang begitu baik dan sosok yang betul-betul seperti ayah kami sendiri". Ini dituturkan Bu Rini, saat konferensi pers di Masjid Quba Kemenpan RB, Sudirman, Jakarta Selatan.
Puan Maharani, Ketua DPR RI, juga memberikan kesaksian yang sama. Mbak Puan mengatakan bahwa, Pak Tjahjo adalah sosok pemimpin yang selalu memperhatikan kondisi para pegawainya. Tak hanya itu, pendekatan kekeluargaan juga menjadi pilihan utama Tjahjo dalam mengatasi semua persoalan. "Leadership beliau selalu menggunakan kekeluargaan, dan setiap persoalan dapat diselesaikan dengan cepat dan sigap". (Kompas.com, 01/07/2022).
Siapa yang bisa menentukan waktu kematian seorang manusia..? Tidak ada. Mengapa, karena kematian merupakan misteri. Yang tahu hanya Allah SWT. Namun yang perlu dipahami, itu pasti terjadi. Tidak ada satupun makhluk yang ada didunia ini, mampu menolak yang namanya kematian. Demikian pula soal kondisi setelah momentum sakaratul maut itu. Apakah khusnul khotimah atau su'ul khotimah..? Mau masuk surga atau neraka..?
Namun demikian, ada tanda-tanda tertentu seorang muslim dikatakan khusnul khotimah. Wafat sebagai orang baik. Salah satu tanda itu adalah, jika dipanggil oleh Allah SWT tepat pada hari atau malam Jumat. Keutamaan seperti ini termaktub dalam beberapa hadits.
Pertama riwayat Imam Tirmidzi dari Rabi'ah bin Yusuf, dari Ibnu Amr bin al-Ash. Yang artinya, "Tidaklah seorang Muslim meninggal di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur."
Kedua, hadits riwayat Humaid dari Iyas bin Bukair. Yang artinya, "Barangsiapa wafat hari Jumat, ia dicatat mendapat pahala syahid dan aman dari siksa kubur".
Syekh Abdur Rauf al-Manawi, dalam Faidl al-Qadir, juz 5 menjelaskan demikian. Sabda Nabi, bahwa tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur, sebab orang yang wafat di hari atau malam Jumat dibukakan paginya tutup (kurungan), karena pada hari Jumat api neraka Jahannam tidak dinyalakan, pintu-pintunya ditutup, keleluasaan api neraka tidak berjalan sebagaimana hari-hari yang lain.
Ditambahkan juga, tidaklah seorang mukmin dicabut nyawanya di hari Jumat yang penuh dengan kebesaran rahmatNya yang tidak terhingga, kecuali Allah mencatatkan untuknya keberuntungan dan kemuliaan, maka dari itu, Allah menjaganya dari fitnah kubur.