Habis lebaran, lagi musim hajatan akad nikah. Tak henti-hentinya undangan mohon doa restu pernikahan datang ke rumah. Ya bagaimana lagi. Bulan syawal memang dipandang paling afdhol menikahkan anak. Sebagian umat islam memang yakin akan hal ini. Syawal dianggap bulan baik buat hajatan.
Demikian salah satu materi ceramah yang disampaikan oleh Kyai dalam acara walimah nikah yang saya hadiri saat itu. Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa sebenarnya Allah menciptakan jam, hari, tanggal, bulan dan tahun tak ada bedanya. Semuanya baik. Hanya saja, terdapat sebagian umat islam yang meyakini adanya hari keberuntungan. Biasanya dihubungkan dengan peristiwa bersejarah. Harapannya, agar dapat memberi keberkahan.
Namanya keyakinan, ya wajar. Tidak bisa dibantah. Misal, ada suami. Istrinya sedang hamil. Pas sembilan bulan, lalu bayinya keluar dari kandungan tepat pada haris senin. Karena sama dengan hari lahir Kanjeng Nabi SAW, lalu diberilah nama anak itu Muhammad. Sesuai nama utusan Allah yang terakhir itu.Â
Harapannya, agar anak tersebut kelak mewarisi tingkah laku Rosulullah. Punya akhlak baik, amanah, adil, pemurah, pemaaf, jadi pemimpin dan sifat-sifat baik lain yang tersemat pada Kanjeng Nabi.
Selain keyakinan, dalam islam memang terdapat dalil yang khusus membahas tentang saat-saat istimewa. Dimana, pada hari itu dijadikan rujukan  menentukan satu kegiatan.Â
Contoh, ya soal menikahkan anak pada bulan syawal. Dalilnya berupa hadits Nabi riwayat Muslim. Yang artinya, Aisyah RA berkata, "Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal...." (HR Muslim). Maka karena hadits ini, banyak sekali umat islam yang menikahkan anak kesayangan tepat pada bulan syawal. Itbak pada Rosul.
Lebih lanjut, Kyai menguraikan bahwa, berada dalam posisi apapun seorang manusia, tidak bisa meninggalkan yang namanya barokah. Yakni, suatu kebaikan yang proses perjalanannya selalu bertambah terus-menerus, membawa manfaat bagi lingkungan, kekal tidak akan pernah hilang dan selalu diiringi oleh kebahagiaan.
Salah satu jalan mendapat barokah adalah bersemangat meraih rahmad Allah. Jika dihadapkan pada suatu kebaikan, atau menjumpai peristiwa yang menyentuh hati, muncul keinginan untuk berpartisipasi sesegera mungkin. Tidak ada kamus menunda-nunda.
Contoh semangat dan tidak menunda-nunda dalam meraih rahmad Allah itu adalah sesegera mungkin datang ke acara walimah nikah. Mendoakan pasangan suami istri yang baru di akad. Agar dalam perjalanannya kelak, senantiasa diberi petunjuk oleh Allah. Selalu beroleh kebahagiaan. Mendapat keturunan anak soleh dan solihah.