Pandemi di Indonesia masih belum berakhir, hal ini mengharuskan anak-anak untuk belajar di rumah bersama kedua orang tuanya. Tidak sedikit orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaan sehingga pendampingan dalam proses belajar anak di rumah tidak maksimal. Akibat dari tidak maksimalnya pendampingan proses belajar anak, berdampak pada minat dan semangat anak untuk belajar. Sehingga anak menjadi tidak peduli dengan tanggung jawabnya sebagai murid untuk belajar.
Ketidakpedulian ini dapat berlanjut pada hal yang lain, seperti pada keadaan sekitar. Hal ini dikarenakan adanya kesempatan bagi anak untuk bermain dengan smartphone (untuk kepentingan belajar).Â
Apabila pendampingan dilakukan secara maksimal akan mengurangi kemungkinan anak untuk bermain dengan smartphone (selain untuk kegiatan belajar). Sehingga waktu belajar tidak tersita untuk hal-hal lain yang tidak lebih penting dibandingkan dengan waktu belajar itu sendiri.
KKN BTV III memberikan solusi dalam membantu anak untuk lebih semangat dalam belajar terutama pada tema Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19. Program ini dibuat untuk meningkatkan minat anak dalam membaca dan melakukan kegiatan positif lainnya yang dapat menambah ilmu pengetahuan.Â
Pelaksanaan KKN dilakukan selama 30 hari yang dimulai dari tanggal 12 Agustus sampai 11 September 2021. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan minat belajar dan kreativitas anak-anak dimasa pandemi yaitu mengedukasi anak-anak untuk menjaga lingkungan tetap bersih melalui kebiasaan membuang sampah pada tempatnya pengenalan mengenai limbah beserta pemanfaatannya. Kegiatan lainnya yaitu melukis pada botol bekas sebagai wadah untuk menanam.Â
Hasil lain dari kegiatan melukis adalah pemanfaatan bahan bekas di sekitar rumah mereka. Bahan utama yang digunakan untuk media melukis adalah stik, keramik, dan kaca bekas. Hal ini membantu melatih kreativitas anak-anak sekaligus memiliki kepedulian terhadap lingkungan melalui pemanfaatan limbah.
Kegiatan selanjutnya adalah mengenalkan kepada anak-anak cara pembuatan pupuk organik dari limbah ternak (kotoran sapi).Â
Diharapkan dari edukasi yang telah dilakukan mampu memberikan gambaran bahwa lingkungan saat ini sedang tidak baik-baik saja, sehingga diperlukan upaya untuk melestarikannya mulai dari kebiasaan baik dalam membuang sampah dan kegiatan pertanian.Â
Karena kegiatan pertanian berperan dalam kerusakan lingkungan apabila tidak sesuai dengan kaidah dalam bercocok tanam. (Zaaida Al Fikriyah/KKNBTV3/Kel.31/Jember/drg. Rendra Chriestedy Prasetya, M.DSc).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H