Mohon tunggu...
Rifki
Rifki Mohon Tunggu... -

Doktrin Dan Dogma Memang Begitu kita seakan Takut dan terimidasi olehnya,kita haru melakukan apa yang orang pendahulu kita lakukan yang belum tentu kebenarannya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Info) Mengukur Bobot Sapi

14 Juli 2012   13:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:57 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kala itu saya sempat bingung ketika disuruh mengukur berat badan sapi. Secara, saat itu saya masih mahasiswa semester 1 jadi belum banyak ilmu yang saya kuasai termasuk dalam hal pengukuran bobot. Saya sempat mencari cari dimana letak penyimpanan timbangan sapi tapi tak ketemu temu, ketika saya bertanya pada seseorang ternyata memang tidak ada alat timbangan di tempat itu.

lalu percakapab pun dimulai :

ane : pak tempat ngukur bobot sapi dimana?

Warga : disini ga ada tempat ngukur bobot sapi dek

Ane : trus itu timbangan buat apa? ( sambil menunjuk ke arah timbangan badan)

Warga : itu buat manusia bukan hewan kaleeeeeee

Ane : kalao hewan pake apa pak?

Warga : kasih tahu ga ya?

ane : ihh bapak imut deh,,kasih tahu dong pak ( bergaya seperti Maho)

Warga : wani piro??

Ane : piro ae lah pak

Akhirnya setelah berdebat tak jelas orang itu ngasih tahu saya bahwa untuk mengukur berat badan sapi tidak usah pake timbangan tapi pake meteran. saya juga ngotot ini kan bukan untuk mengukur tinggi badan tapi berat badan, ternyata bapaknya lebih ngotot lagi mangkanya kalau saya belum selesai ngomong jangan di putus. Bapak itu menjelaskan bahwa untuk mengukur berat badan sapi kita hanya perlu mengukur lingkar dada cewek eh maksudnya sapi, setelah kita tahu ukuran lingkar dada kita bisa membeli bra, eh maksud saya kita bisa mengukur berat badan sapi dengan rumus ( lingkar dada + 22) pangkat 2 / 100).

Huff tenyata untuk mengetahui sesuatu yang kita ingin cari jawabannya tidak semudah membalikan telapak tangan perlu berdebat bahkan berantem kalau orang yang kita tanya nyolot..haha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun