Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[Serial Catatan Ramadhan] Ziarah Kubur

3 Agustus 2011   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_126613" align="aligncenter" width="216" caption="---from google---"][/caption]

Halo Kompasianer. Nich aku mau menulis lagi nich. Setelah beberapa saat cuman bengong aja karena puasa. Lemes banget dech. Serasa jari ini tak bisa lagi bergerak. Kekurangan kalori. Jari-jari tangan tak bertenaga. Jempol jari juga. Tapi anggota bagian lainnya.. hmm.. masih suka bergerak kok.. wakaka.. terutama yang ’itu’.. tetap bergerak selalu di pagi hari.. wakaka..

Oh ya. Aku mau cerita dari awal dech. Ramadhan tahun ini kuawali dengan ziarah kubur ke kuburan. Ya iyalah. Masak ziarah kubur ke King Cross. Itu mah.. ziarah syahwat. Hussshh.. wakaka..

Iya. Konon ziarah kubur itu masih debatable tuch. Ada yang membolehkan ada yang tidak. Ada yang hanya melakukannya karena tradisi. Tapi bagi aku.. ziarah kubur itu penting. Apa sebab? Nich alasannya. Sebab pertama, karena kalau aku mengunjungi kuburan, itu berarti aku ingat mati. Ingat mati, coy..

Maksudnya kita sadar kalau suatu saat pasti juga nyusul orang-orang mati itu. Untuk mati juga. Wakaka.. Ya iyalah.. ingat tuch kata pak ustadz. ’Kullu nafsin daaiqotul maut’.. setiap yang bernyawa pasti mati. Ya.. yang bernyawa pasti mati. Termasuk admin. Hayoh admin.. kamu pasti mati juga suatu saat nanti. Wakaka..

Yang tidak bernyawa, tentu tidak mati. Contohnya Bumblebee sama Optimus Prime.. nah itu pasti kagak mati-mati.. wong ya robot.. wakaka..

**

Karena ingat mati ketika mengunjungi kuburan, maka kita juga akan merasa sadar bahwa hidup kudu diisi sama yang baik-baik. Ya menyadarkan diri gitu coy.. janganlah hidup hanya untuk mabuk-mabukan saja. Hiasilah hidup dengan minum teh hangat atau es cendol. Jangan hiasi hidupmu dengan minum alkohol coy... apalagi arak jowo dicampur spiritus. Ah.. sia-sia aja minumanmu ituch..

Karena ingat mati ketika mengunjungi kuburan, maka kita juga akan sadar bahwa mempermainkan wanita itu tidak baik coy.. itu mah menyakiti hati wanita. Cukuplah kamu naksir satu cewek, kemudian datangi baik-baik orang tuanya untuk melamarnya. Kemudian nikahilah dia coy.. jangan kayak aku nich.. semua cewek pengin kucium dan kukawinin.. ah.. aku sadar banget nich.. perbuatan ini tidak baik.. akan kucoba untuk tidak mengulangi lagi perbuatanku ini.. wakaka..

**

Pokoknya, kalau ingat mati, maka kita jadi sadar dech. Berapa sih umur kita? Gak lama dech. Masih lamaan umur piramida di mesir itu lhoh.. maka kita harus mengisi hidup ini dengan kebaikan. Jangan sampai kita mati tapi tak ada amal baik secuil pun..

Aku jadi takut banget nich.. perasaan.. hidupku cuman kuisi dengan urusan ceweeeekkkkk ajah.. Haduh.. gak ada baik-baiknya sama sekali nich.. Wakaka..

**

Oh ya coy. Aku ziarah kubur ke kuburan ibuku, juga kakekku. Yah.. ibuku memang sudah meninggal. Di depan kuburannya aku khusu’ memanjatkan doa. Semoga ibuku damai disana. Semoga amal baiknya diterima Allah, dan amal buruknya diampuni. Ya sedikit terharu coy.. soalnya memang ibuku adalah orang yang paling luar biasa dalam hidupku.

Teringat dulu ketika pulang sekolah.. waktu di SD.. aku sering berlari dari halaman depan dan berteriak karena lapar setelah pulang sekolah.. ”Miii.. maemnya apa mii.. dah laper nich..”

Dan ibuku selalu mengajakku ke ruang makan dan mempersiapkan makanan kesuakaanku. Ayam goreng dan tempe goreng. Ah.. ibuku tak bisa digantikan siapapun. Moga selalu damai disana. Amin..

**

Kakekku juga. Aku mendoakannya. Semoga arwahnya damai disana. Kakekku juga luar biasa. Selalu datang ketika aku sakit panas. Membawakan kompresan dingin dengan buah labu. Selalu memperhatikanku. Oh.. kakek.. semoga engkau mendapatkan tempat yang paling baik di sisiNya. Amin.

**

Udah ya coy.. gitu dulu catatanku ini. Nanti bakal kuterusin lagi. Nich cuman awal dari catatan-catatanku yang lain. Simak aja kalau mau. Kalau tidak, ya jangan dibaca. Mending kentut daripada baca catatan ini.. Wakaka.. [ ]

Salam Kompasiana,

Mr. President

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun