Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Percayalah! Koruptor Takkan Pernah Bahagia

28 Juli 2011   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:19 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13118184681720748856

[caption id="attachment_125516" align="alignright" width="200" caption="---from google---"][/caption]

Motivasi seseorang untuk korup, tentu tak lepas dari keinginan untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak, yang dengan uang itu ia merasa nyaman hidupnya, pergi foya-foya kesana kemari, shopping ke luar negeri, nonton striptease, booking cewek kinclong, dan tentu saja punya aset berjibun. Sekali seseorang bisa korup, maka ia akan terus korup, ia semakin tahu mana jalan terbaik untuk tidak ketahuan jika korup, dan tentu saja selalu tak pernah puas dengan apa yang sudah didapat.

Otak dan pikiran para koruptor selalu resah karena ia selalu menginginkan lebih dengan cara apapun. Lobi proyek, sogok sana sogok sini, dan tentu saja mark-up sana mark up sini. Dan pundi-pundi uangpun mengalir deras ke rekening mereka. Dan dia lekas-lekas berteriak,”Nich gue. Aman secara finansial..”

**

Tapi ketika jejak langkah mereka terendus, maka merekapun terkesiap. Terkejut dan harus segera mengontrak pengacara untuk segera membeberkan bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah menjalankan prosedur. Bagi-bagi uang diistilahkan sebagai hal yang memang sudah biasa dan wajar. Fee diibaratkan sebagai langkah yang sudah diatur oleh undang-undang. Apapun bisa dikatakan dan itu semua adalah perisai yang harus segera dipersiapkan.

Namun, itu yang nampak dipermukaan. Dibelakang itu, mereka segera mempersiapkan diri untuk mengamankan aset dan segera mentransfer uang sebanyak mungkin ke luar negeri, sembari dengan tergesa-gesa berusaha segera kabur dari bumi pertiwi, ladang subur para koruptor ini. Dan akhirnya.. wessss.. mereka terbang ke luar negeri dengan aman dan nyaman.

Dilansir yahoo.com, hingga semester kedua tahun ini, sudah 45 koruptor kabur ke luar negeri. Ironisnya, aparat penegak hukum tak pernah mampu mencegah apalagi menangkap para pengemplang uang negara ini. (sumber : yahoo.com)

**

Hmm.. itulah koruptor. Pertanyaannya coy.. apakah mereka itu bahagia??? Ah.. belum tentu. Meski uang di kantong mereka milyaran, tapi sungguh hati mereka tak pernah dihinggapi kedamaian.

Beda denganku coy.. meski uang di dompet tinggal 20 ribu aja.. tapi hati ini.. bahagiaaa banget. Sebab aku masih bisa nongkrong di warung kopi Mak Jaenab pagi ini. Cukup minum kopi sambil ngemil pisang goreng dan ketan bakar. Cukup murah saja. Tak sampai 10 ribu habisnya.

Pikiranku juga lapang. Tidak stress sama sekali. Mungkin siang ini uangku tinggal 10 ribuan saja. Tapi sepertinya nanti siang ada pekerjaan sederhana dan aku akan diberi bayaran 50 ribu. Wooww.. terisi lagi nich dompetku.. masih cukuplah kalau untuk membeli bakso Pak Wiji di ujung gang. Mantab nich..

Makan bakso di Pak Wiji, sepertinya gak sedap nich kalo cuman sendirian. Ah.. aku mau sms Ratna dech.. kamu tahu siapa Ratna?? Dia cewek manis yang menjaga dagangan kain obralan Pak Suryo. Haha.. Ratna pasti suka banget kalau kuajak makan bakso bareng. Hmm.. kebayang dech senyum manis Ratna. Bahagiaaa banget hati ini. Biarlah uangku yang cuman sedikit itu habis, tapi toh besok aku akan bekerja lagi.. ya serabutan tentunya.. tidak seperti para koruptor yang pintar-pintar itu..

**

Hmm.. pagi lagi. Hari berganti lagi. Semalam tidurku nyenyaak sekali. Mimpi bercinta sama Ratna lagi. Ah.. malu aku. Harus keramas nich.. hehe..

Tapi.. bisakah para koruptor itu tidur nyenyak, ya?? Ah. Mereka pasti selalu khawatir jika interpol tiba-tiba menyanggong mereka. Mereka para koruptor itu tak pernah bisa tidur nyenyak. Beda banget denganku coy..

Hari ini, badanku segar kembali, sehat wal afiat tak kurang apa, dan aku akan bekerja serabutan lagi. Mungkin nanti sore akan punya uang sekitar 40 ribu saja. Tapi aku ingin nongkrong di warung Mak Jaenab lagi. Teman-temanku sudah banyak yang menunggu. Mereka pasti menyambutku dengan sapaan hangat dan salam persahabatan yang indah tak ternilai.

Memang, teman-temanku banyak, sahabatku juga banyak. Keluargaku.. bahkan selalu menyayangiku. Pak Dhe Jito tadi sudah sms kalau nanti sore aku disuruh kenduri di rumahnya.. hmmm.. bakal makan enak nich. Minimal nasi campur ada ayamnya.. haha.. Sungguh bahagiaaa banget.

Beda dengan koruptor coy.. mereka mah.. kagak punya teman. Hidupnya juga di tanah pelarian. Selalu menjadi buronan. Tak pernah bisa pulang. Oh.. sepertinya para koruptor itu takkan pernah bahagia. Sedangkan aku.. cukuplah kebahagiaan ini.. badan sehat, banyak teman dan keluarga.. dan juga.. pikiran adem ayem.. [ ]

Salam Kompasiana,

Mr. President

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun