Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Buku Antologi FFK, Merajut Makna dalam Persahabatan

9 Juni 2011   01:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:43 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_115253" align="aligncenter" width="400" caption="----dok pribadi----"][/caption]

Buku bersejarah itu telah datang setelah beberapa hari kutunggu. Ya. Buku Antologi FFK, kumpulan karya para kompasianer dalam even Festival Fiksi Kolaborasi pada tanggal 18 Maret 2011 lalu. Dalam even itu, penulis berkolaborasi dengan 9 kompasianer lain dan menamakan diri Fantastik 10, karena kami beranggotakan 10 kompasianer. Sebuah karya meluncur dari kami dan menghiasi festival itu, bersama karya-karya lain yang mengalir deras.

Saat acara itu digelar, puisi dan prosa menahbiskan diri sebagai raja di situs media sosial ini. Silih berganti kami membaca karya-karya hebat itu, dan tak lupa kami saling memberi rating dan saling berkomentar. Kemudian, kami tahu bahwa kompasiana memang naik traffic-nya. Situs ini beruntung karena kami para penulis fiksi telah menyokong kenaikan traffic itu secara signifikan. Dan kami juga sangat beruntung, karena tanpa situs social media ini, mungkin kami semua belum tentu bisa membuat even sehebat itu.

**

Beberapa waktu kemudian, muncul ide untuk membukukan karya seluruh kompasianer yang mengikuti acara ini. Beberapa sahabat mampu menjadi koordinator dan akhirnya terwujudlah buku Antologi Karya Festifal Fiksi Kolaborasi. Sungguh suatu acara yang manis, yang tertoreh dalam hiruk pikuknya alam maya, kemudian mewujud sebagai buku yang notabene adalah lembaran-lembaran bernyawa penuh makna.

**

Melihat buku itu di atas meja kerjaku, aku mulai terharu. Bukan karena aku cengeng, tapi karena aku melihat semua sahabat-sahabat yang tergabung dalam even itu mempunyai rasa dan apresiasi tinggi terhadap kepedulian literasi dan persahabatan. Dalam bahasa jawa, mungkin lebih tepat disebut sebagai aruh dan gupuh terhadap sesama, yang didasari oleh rasa kebersamaan yang tinggi. Sebab, tanpa faktor-faktor itu, mustahil buku setebal 439 halaman itu bisa ada di mejaku.

Padahal, tentu saja kami hanya saling kenal di dunia maya, meskipun beberapa dari kami juga sudah sering kopdar. Intinya, kami semua disatukan oleh rasa bersama untuk membuat karya, kemudian kami secara bersama-sama sepakat untuk mengikat itu semua melalui buku.

**

Ketika even FFK memang sudah berlalu, dan ketika even ini sudah mewujud melalui buku, maka aku yakin, buku itu akan menjadi tonggak kebersamaan dan persahabatan dari para peserta FFK. Buku itu pula yang akan menjadi prasasti abadi karya-karya terbaik yang ditelurkan oleh para peserta FFK.

Jadi, mulailah untuk menikmati buku itu dengan baik dan dengan cara yang terbaik. Jangan habiskan buku itu dalam satu atau dua hari. Jauhkan keinginanmu untuk membaca buku itu dengan cara ‘memaksa habis’. Buku FFK layak dinikmati dengan pelan, menyusuri baris-barisnya dengan tenang, mengenal dan memahami siapa sahabatmu yang menulisnya, dan tentu saja mengambil makna-makna terbaik dari apapun yang tertulis disana.

**

Saranku, luangkan waktumu satu jam atau dua jam untuk hanya membaca satu atau dua karya, kemudian lanjutkan keesokan harinya. Sambil membaca, tak ada salahnya kalau ditemani secangkir teh hangat dan pisang goreng atau cemilan lainnya. Yang jelas, buku ini bukanlah buku biasa yang kamu hanya akan terpaku dengan apa isinya atau bagaimana jalan ceritanya. Buku ini bernilai lebih karena disana ada banyak nama. Disana ada banyak sahabat yang setiap saat menunggu untuk kamu sapa. Sebagai kawan seperjuangan dalam senarai untai fiksi, mereka adalah sahabat-sahabat terbaik bagi kamu.

Jika suatu saat kamu sedang online di Kompasiana, tak ada salahnya untuk menyapa mereka dan sedikit mengulas hasil karya mereka dengan guyonan ringan atau cekikikan, serta ngakak atau mesam mesem sendiri. Carilah makna-makna persahabatan yang dalam dengan sesama para penulis fiksi. Mereka orang-orang yang bersahabat, dan tentu siap kapan saja untuk menebar benih-benih kebersamaan dan semangat kekeluargaan.

Dan jangan lupa, bagi yang sudah mendapatkan buku FFK, silakan baca halaman terakhir, yakni halaman 439. Disanalah tertulis profil seseorang yang sangat mencintai persahabatan. Satu halaman terakhir memang hanya untuk seseorang itu.

Huakakakak.. [ ]

Salam Kompasiana,

Mr. President

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun