Kemarin aku mengikuti undangan Menteri Pemuda dan Olahraga di Gelora Besar Stadium untuk membuka festival basketball se Republik Ini. Stadion besar, gedung besar, penonton ramai bersorak, dan mudah2an mereka bangga karena Bapak Presiden menghadiri acara heboh ini.
Spanduk sponsor menggeliat. Dari permen menthol, cologne, operator seluler, dan bahkan makanan cepat saji. Gelora Besar bergemuruh dengan teriakan-teriakan, dan yang tak kalah penting.. jeritan-jeritan anak-anak ABG yang tergabung dalam cheerleader.
Entah sudah diskenario atau tidak, mereka acapkali berteriak diakhir pertunjukan dengan teriakan yang sama.. “Welcome Mr. President. I Love U.” Menteri Pemuda dan Olahraga kelihatan bangga dan aku hanya senyum senyum saja.
Atraksi mereka hebat sekali. Berdiri bertumpuk-tumpuk mengandalkan keseimbangan. Yang paling atas terlihat paling enerjik. Gerakan yang kompak dan rancak ala anak muda. Andai saja aku kembali ke masa smp, dan mempunyai pacar salah satu dari mereka. Pikiranku masih tetap aneh.
**
Beberapa hari kemudian juara group cheerleader di festival ini ingin kuundang secara diam-diam di istana. Kuharap, Menteri Pemuda dan Olahraga menyelesaikan semua urusan.
“Nanti mereka akan beratraksi di taman belakang istana. Bisa, kan?” tanyaku.
“Mm.. sebaiknya tidak usah Pak Presiden. Kita adakan aja festival cheerleader, dan Bapak menghadirinya di Gelora Besar.” Jawab Menteri Pemuda dan Olahraga.
“Di taman belakang, diatas rerumputan. Kalau ketika mereka beraksi dengan berdiri bertumpuk-tumpuk, trus jatuh.. kan bawahnya rerumputan. Pasti nggak sakit, kok. Dan mereka akan bangga. Karena diundang di sini.”
“Tapi Mr. President.. apa komentar pers nanti? Interpretasinya sungguh tak mengenakkan..”
“Maksudmu apa?”
“Maksud saya.. apakah tidak mungkin akan muncul komentar-komentar pedas dan gossip-gosip bahwa Pak Presiden sedang ada affair dengan salah satu cewek cheerleader.. dan sebagainya..”
“Aaahh.. persetan dengan pers. Aku hanya ingin melihat mereka berdiri dan bertumpuk-tumpuk itu. Itu saja!!”
**
Mungkin aku sedang keliru langkah. Group cheerleader memang datang dan beraksi. Tapi.. mereka tak pernah menampakkan diri dengan hebat. Mereka semua gugup dan tak pernah mampu menampilkan atraksi berdiri bertumpuk-tumpuk. Mereka selalu jatuh. Dan karena diatas rumput, suaranya pasti.. gedebug..Aku senyum senyum saja.. tapi kulihat mimic muka seseorang amat merah dan mendelik kepadaku. Siapa lagi kalau bukan Natalia.
Esoknya, sebuah Koran nasional memotret group cheerleader itu close up. Dan menampilkan headlinesnya,”SIAPAKAH DIANTARA MEREKA YANG AKAN DIPILIH??”
Aku malu sekali. [ ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H