Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Just for My Mom

19 Desember 2011   14:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:03 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku gadis kecil pecinta kupu-kupu. Aku mengejar kupu-kupu kuning dan hijau di halaman. Mereka terbang indah kesana kemari. Sang surya membuat kupu-kupu berkilauan. Cowok-cowok iseng lewat depan rumah. Mereka bersuit untukku, dan salah satunya mendekat, bilang bahwa aku adalah satu-satunya gadis manis di gang ini.

Anindya cowok itu, dan kami mulai saling suka. Dia berkata bahwa lesung pipitku membuatnya ingin mencium pipiku. Kenangan itu takkan terlupakan bersama kupu-kupu yang selalu beterbangan. Tapi kami tak bersama lagi karena Anindya pindah ke kota lain. Mulanya ada rasa rindu, tapi kemudian kuharus melupakannya. Sometimes I feel my heart so lonely, but it’s oke.

**

Kupu-kupu mulai pergi, dan mendung menyelimuti. Sebentar lagi hujan akan datang dan halaman depan rumahku yang indah ini akan basah, sebasah hatiku, seredup ingatanku tentang Anindya. Sepertinya hujan memang telah datang dan seakan tak ada yang akan memelukku.

But, she is there for me..

Yup, dia berdiri disana

Dia di depan pintu rumah..

Dia yang selalu siap memelukku.

She is my mom.

Ya.. dia ibuku.

**

Just for my mom, I write this story..

Just for my mom, I write this elegy..

Hanya untuk mama, kutulis cerita ini, hanya untuk mama kutulis elegy ini.

Hanya mama yang bisa menghapus air mataku, hanya mama yang bisa tertawa untukku.

**

Matahari muncul kembali dan suara-suara burung berkicau telah terdengar kembali. Suara-suara itu mudah didengar, suara serangga yang gembira, suara gemerisik daun yang bergesekan. Hatiku selalu menantikan Anindya, hatiku berteriak dan mengeluarkan suara-suara panggilan. Aku hanya tersenyum sendiri saja karena aku gadis kecil yang tak tahu apa-apa.

Meski kupikir dahan dan rumput mendengarku, tapi tak ada yang benar-benar mendengarku selain mama. Mom, you always hear me. Kau selalu bisa mendengarku kapan saja, mama.

**

Matahari mulai meninggi, terik terasa dan tak ada lagi suara-suara serangga di halaman. Sepertinya, surya telah menunjukkan keperkasaannya, dan seakan tak ada yang bisa membuat tubuhku teduh bahkan hatiku. Tapi mama keluar dari pintu, membawa payung untukku.

You may say I have no one to cover me under the sun

You will only get it from your mom

**

So, just for my mom.. [ ]

Salam Kompasiana,

Mr. President

Nb : Cerita ini terinspirasi dari melihat gadis kecil ABG manis yang sedang bête di halaman rumah tetangga. Wahaha..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun