[caption id="attachment_122134" align="alignright" width="351" caption="---from google---"][/caption]
Sudah hampir dua tahun ini, sebuah kelompok mahasiswa di Worcester College, Oxford University, Inggris, menggelar program unik untuk meramaikan perpustakaan. Mereka yang tergabung dalam 'Breakfast Club' itu membuat jadwal rutin membaca atau mengerjakan tugas kuliah di perpustakaan, tanpa mengenakan busana. (sumber : vivanews.com)
Lewat program bertajuk 'Half-Naked Half-Hour', mereka akan menanggalkan balutan busana sebelum membaur dengan para pengunjung perpustakaan. Program tersebut berlangsung selama 30 menit, antara pukul 15.00 sampai 16.00, setiap Rabu. (sumber : vivanews.com)
**
Hmm.. menarik sekali, bukan? Aku stress ketika membaca berita ini. Bukan karena apa, tapi karena aku amat sangat ingin mengunjungi perpustakaan dengan model seperti itu, tapi kok tempatnya jauh ya. Di Inggris sono.
Hmm.. Kok program seperti itu tidak diadakan di perpustakaan UI atau Trisakti, ya? atau UGM yang di Jogja gituch? Kalau memang ada program seperti itu, aku yakin pengunjung perpustakaan pasti akan meningkat drastis, asalkan yang bugil adalah memang para mahasiswinya yang cakep-cakep itu. Wakaka..
Dan aku pasti akan suka mendatangi perpustakaan itu. Tentu saja bukan untuk membaca buku-buku bermutu, tapi jelas untuk memelototi bulatan-bulatan dan mungkin juga belahan-belahan. Wakaka..
Even-even lain mungkin juga lebih kurang sama saja. Contohnya Kompasiana Nangkring atau Kompasiana Blogshop. Jika yang datang pada dua even itu terasa amat sedikit dan garing, coba saja untuk mengubah acara itu menjadi Kompasiana Full Naked Blogshop. Haha.. pasti yang datang berjibun. Jangan lupa berita dan foto-foto untuk acara itu segera diupload. Pasti dalam satu jam, pengunjung reportase acara itu akan mencapai puluhan ribu, mengalahkan reportasenya Okti Li pas mereportase kasus Indomie di Taiwan. Aku yakin itu.. Wakaka..
**
Mayoritas orang pasti merasa sangat malu saat foto diri tanpa busana tersebar luas. Tapi bagi Miru Kim, memamerkan foto diri tanpa sehelai benang justru menjadi bagian dari seni bercita rasa tinggi. (sumber : vivanews.com)
Mantan mahasiswi kedokteran New York itu menggeluti profesi sebagai objek fotografi yang selalu tampil tanpa busana. Tanpa pose erotis, ia menawarkan sajian seni berlatar tempat-tempat unik, seperti bangunan pabrik tua, terowongan, jembatan dan struktur bangunan lainnya. (sumber : vivanews.com)
**
Yang seperti Miru Kim itu tak begitu unik. Sudah banyak selebritis yang mau dijadikan objek bugil. Termasuk yang ada di Madame de Syuga. Keunikan foto Miru Kim, tentu saja karena dia mau berpose bugil dengan latar tempat-tempat yang eksotis dan tempat-tempat yang menarik. Bangunan pabrik tua, misalnya. Ini tempat yang menarik untuk dijadikan latar pemotretan bugil.
Tapi kupikir, jangan sampai Miru Kim mengambil latar pemotretan di pabrik gula tua semacam di Pabrik Gula Glodok atau di Pabrik Gula Pagotan. Pasti akan dikerubungi banyak semut.. bukan semut beneran lhoh, tapi para pekerja dan karyawan di pabrik gula itu.. Wakaka..
Dianjurkan pula bagi Miru Kim untuk melihat dulu latar pemotretannya, pantas atau tidak untuk digunakan. Meskipun di Jakarta banyak bangunan besar yang sangat menarik dan bersejarah, tapi jangan sekali-sekali berfoto bugil dengan latar Istana Merdeka jika tidak ingin diamankan provoost (maksudnya diamankan di kamar provoost gituch). Wakaka..
Apalagi difoto bugil dengan latar bundaran HI pas jam 9 pagi.. pasti kamu akan diciduk satlantas karena memancing kemacetan total.. wakaka..
**
Banyak dari kita mungkin akan menolak cara-cara tidak wajar ini. Berbugil ria di area publik. Sungguh sangat aneh. Tapi mungkin kita akan berpikir lain jika ada hal tertentu yang membuat bugil serasa menjadi semacam obat yang ampuh. Ini mungkin sebagian dari omongan ngawur saja.
Pernahkah Anda melihat suasana di perempatan ketika traffic light tengah berwarna merah?? Semua pengendara motor atau mobil berasa tegang dan setengah memaksa untuk segera ngebut, memaksa lampu menjadi hijau. Mereka seakan tidak menginginkan lampu traffic light merah. Mereka ingin selalu hijau saja.
Tapi jika pada saat lampu traffic light berwarna merah dan saat itu juga ada model cantik sedang bugil di dekat lampu traffic light itu, aku yakin sekali banyak pengendara motor dan mobil yang tak segera mau beranjak pergi. Meskipun lampu sudah hijau, kupikir mereka pasti takkan pernah bergerak. Mereka akan diam saja dan menikmati pemandangan ’indah’ di dekat lampu traffic light itu. Wakaka..
Jadi, model cantik bugil bisa menjadi katalisator menurunnya emosi pengguna jalan raya di sekitaran traffic light. Wakaka..
**
Pesanku, janganlah bugil di tempat yang tidak seharusnya, meskipun itu sekedar keinginan untuk ganti suasana. Kuharap Farah Quinn juga tidak memasak dengan kondisi bugil, meskipun itu di dapur rumahnya sendiri dan tidak ditayangkan di TV. Ketika menggoreng lombok, ada kemungkinan lombok pecah dan cipratan minyaknya bisa mengenai tubuh kita.
Bagi Deddy Corbuzier, jangan pulalah Anda membuat acara sulap atau hipnotis sambil bugil, apalagi dengan teknik menghilangkan apa saja itu. Salah-salah, ’barang’ Anda juga akan hilang.. dan Anda lupa mantera untuk mengembalikannya.. wakaka..
**
Apapun itu, bugil hanyalah fenomena kosmo jaman ini. Biarlah mereka bugil demi idealisme tertentu, tapi ini tak begitu dianjurkan untuk kita yang rata-rata masih berpikir menjadi ’yang sewajarnya’. Memakai baju jauh lebih diutamakan terutama agar kita tidak masuk angin atau dicokot nyamuk atau angkrang. Apalagi tengu –semacam serangga- selalu mengintai setiap saat.
Apalagi jika Anda seorang wanita. Bagi seorang wanita, baju tentu merupakan atribut kecantikan yang sangat indah untuk dinikmati. Teringat ketika aku melihat Siti Nurhaliza memakai kebaya. Sungguh cantiknyaaaaaaa dia. Oohh.. sungguh cantiknya.. Teringat ketika Nurul Izzah mengenakan jilbab-nya. Sungguh amat sangat anggunnya dia. Oohhh.. cantiknyaa...
Bagiku, wanita akan tetap jauh lebih cantik jika memakai baju. [ ]
Salam Kompasiana,
Mr. President
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H