Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Julia Perez Lagi

15 Juli 2011   01:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:40 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13106926391788024002

[caption id="attachment_122762" align="alignright" width="285" caption="---from google---"][/caption]

Berita ini sudah basi semestinya, karena memang aku membacanya di yahoo.com tanggal 12 Juli lalu. Tapi konten ini tak boleh dilewatkan begitu saja, dan kuberharap kompasiana menyimpan catatanku perihal berita ini.

Berita apa sih? Haha.. ada yang belum tahu, to? Ya ini.. berita Jupe yang pergi ke bank hanya dengan memakai bikini saja. Basi, bukan? Basi banget secara jangankan kok cuman ke bank. Wong ke Gedung KPK atau ke Gedung Mahkamah Konstitusi saja kupikir Jupe tidak bakal keberatan jika memang ’terpaksa’ harus memakai cangcut doang.. wakaka..

**

Untuk membahas kisah Jupe ini, kita harus berhati-hati dan teliti. Harus cermat dan benar-benar menggunakan analisis yang tajam dan tentu saja intuisi yang terasah. Wakaka..

Dikutip dari yahoo.com, awal kisah Jupe dimulai ketika dia pergi ke ATM, tentu saja hanya memakai bikini, dan tiba-tiba lampu di ruang ATM mati, dan seketika pula kartu ATM Jupe ditelan oleh ATM dan tak bisa diambil lagi. Nah.. ini awal mulanya. Mari kita cermati bersama-sama.

Jadi, menurutku ATM tempat Jupe akan mengambil uang itu sepertinyatiba-tiba mempunyai nyawa dan sanggup menelan. Jika kita sering menelan ludah ketika melihat Jupe berbikini, maka ATM itu menelan kartu. Dan bahkan lebih jauh, dia mematikan lampu di ruangannya. Jadi, ini sungguh ajaib. Si ATM benar-benar tahu apa yang harus dilakukan manakala melihat Jupe. Si ATM benar-benar tidak tahannnn.. wakaka..

**

Catatan berikutnya, Jupe memang layak khawatir. Kartu ATMnya ketelan, dan dia tidak membawa uang sama sekali. Padahal, dia tentu butuh makan dan minum untuk menyambung hidup. Jadi, ini peristiwa darurat. Harus ada langkah untuk kepentingan darurat ini. Dia harus segera pergi ke bank, meskipun hanya memakai bikini. Tujuannya tentu mengambil uang. Jadi, tak ada yang perlu diolok-olok untuk urusan darurat.

Kupikir, kita bisa saja mengalami kejadian seperti yang dialami Jupe. Jika tiba-tiba aku terjebak di sebuah kamar mandi, dan kulihat semua baju serta handukku dicuri orang, padahal aku harus ke restoran untuk makan, maka setidaknya itu juga urusan darurat. Aku akan mencari apapun untuk menutupi ’fidel castro’ ku itu dan tetap akan pergi ke restoran. Sepertinya aku harus menggunakan gayung di kamar mandi untuk menutupi ’sang kepala tentara berjenggot’. Wakaka..

**

Tapi banyak orang yang tak paham mengenai urusan darurat. Malah jika Jupe yang terkena urusan DARURAT, endingnya malah dianalisis memakai urusan AURAT. Beda banget sepertinya. Jika kita berhadapan dengan urusan darurat, apapun ditolerir untuk dilakukan. Jika kamu tidak menemukan air, padahal kamu baru saja pipis, sepertinya itu urusan darurat. Jadi, ceboklah memakai tisu. Jika tidak ada tisu, ceboklah memakai batu. Tapi kupikir, gunakanlah batu kering yang permukaannya halus. Jika kamu menggunakan batu granit yang tajam, maka itu tidak dianjurkan. Apalagi memakai batu yang menggelundung kala banjir lahar dingin melanda Magelang itu. Bukannya apa-apa.. tapi itu terlalu besar. Wakaka..

**

Yang mungkin lebih aneh adalah ketika Jupe masuk ke bank, seketika semua orang melotot ke arah Jupe, sampai-sampai teller berkata,”Wah.. cuman mbak lho yang berani ke sini hanya memakai bikini.. ”

Si teller bank itu berarti belum dapat ilmu dari pujangga-pujangga jawa tempo dulu. Ada pepatah,”Ojo gumunan.. ojo dumeh..” Jadi, para pujangga itu mengajarkan agar kita ’tidak gumunan’ atau tidak gampang heran melihat sebuah fenomena. Melihat Jupe yang memakai bikini terus datang ke bank, kita tidak boleh heran. Biasa ajalah.. Santai ajalah.. Kehidupan memang penuh dinamika. Kehidupan memang amat beragam. Jangan mudah mencerca atau menyimpulkan dulu secara sepihak. Buat analisisnya dulu. Dengan kasih sayang dan menjauhi kebencian. Dengan menggunakan hati dan pikiran yang dingin penuh dengan prasangka yang baik.. [ ]

Salam Kompasiana,

Mr. President.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun