Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Skandal Bos IMF dan Swinger Club

19 Mei 2011   00:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:29 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_110529" align="alignnone" width="273" caption="*****************from google********************"][/caption]

Seperti diketahui, Dominique Strauss-Kahn tengah menjadi bahan pemberitaan media global terkait tuduhan kekerasan seks terhadap seorang pelayan hotel mewah di New York, Amerika Serikat. Bos IMF itu, kini tengah ditahan di penjara New York Amerika Serikat atas kasus percobaan pemerkosaan terhadap seorang pelayan hotel. Politikus veteran Prancis itu mendapat pengawasan ketat di selnya untuk mencegah dirinya melakukan bunuh diri. (sumber : detik.com)

Sebuah berita yang menggemparkan, bukan?

**

Berita seputar kontroversi mengenai skandal dan affairs sang bos IMF pun seakan tak bisa dibendung lagi. Seorang jurnalis Perancis, Jean Quatremer, pada tahun 2007 lalu menulis buku biografi yang membeberkan kelemahan Strauss-Kahn soal wanita tersebut.

"Satu-satunya masalah nyata bagi Strauss-Kahn adalah hubungannya dengan wanita-wanita. Terlalu terang-terangan, dia sering bersinggungan dengan pelecehan," kata Quatremer seperti dilansir Telegraph, Rabu (18/5/2011). (sumber : detik.com)

Bahkan di tahun yang sama, Frederic Lefebvre, seorang penasihat Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengklaim dirinya telah melihat foto-foto yang memperlihatkan Strauss-Kahn pergi meninggalkan Les Chandelles, sebuah klub pertukaran istri yang populer di Paris. (sumber : detik.com)

Hmm.. ini nich yang lebih menarik untuk disimak. Les Chandelles, klub pertukaran isteri.. wakaka..

**

Swinger Club, atau klub pertukaran isteri yang bernama Les Chandelles telah disinggung di dalam berita heboh itu. Iseng-iseng, penulis tancap gas googling untuk mengetahui lebih jauh apa yang terjadi di sebuah klub pertukaran isteri. Dan bertemulah penulis dengan sebuah situs yang setidaknya cukup informatif bagi orang-orang baru yang sedang mencari informasi mengenai klub pertukaran isteri.

Salah satunya adalah yang memuat reportase Bagaimana Mencari Swinger Club di Paris. Di situs itu, ditunjukkan peta lokasinya, dan ada inspiring video-nya. Sayang sekali, ketika link video itu berusaha penulis buka, ternyata video itu tidak lagi bisa ditampilkan oleh youtube dengan alasan : “This video is no longer available, because the Youtube account associated with this video has been terminated..” Sudah tidak bisa lagi dibuka karena akun ini telah dihentikan. Hadoh.. sayang sekali. Wakaka.. kupikir, Youtube bakal bilang gini,”This video is no longer available, because you look MUPENG bangettsss..”. wakaka..

**

Melihat fenomena ini, penulis jadi teringat nasihat orang-orang tua Jawa bahwa bumi ini memang sudah tua. Sudah hampir habis masa pakainya. Bumi hampir expired. Wis jaman akhir. Polah tingkah penghuni bumi sudah aneh aneh saja. Contohnya ya fenomena pertukaran isteri itu. Meski fenomena ini bukan barang baru lagi (konon di negeri ini sudah banyak yang kayak gini), tapi setidaknya bisa kita kupas bersama sekali lagi. Mumpung lagi hangat-hangatnya, dan mumpung lagi tersentil oleh kasus sang bos IMF.

**

Ada kalanya memang, sebuah pasangan akan merasa bosan. Sang suami sudah tak bergairah lagi melihat isterinya, pun juga sebaliknya. Mencium pipi sang isteri, sudah hambar banget, mirip mencium helm saja. Begitu pula bagi isteri, lebih baik mengunyah permen karet Bubb*e G*m daripada mencium suami. Wakaka..

Seorang suami berdalih bahwa ‘isteri kok semakin mirip makanan saja..’. Jika tiap hari disuruh makan rawon terus.. ya bosan lah. Begitu juga isteri. Memandang suami, sudah mirip memandangi lembar demi lembar buku telpon saja. Daftar nama dengan huruf kecil yang sungguh membosankan. Jadi, perlu ada hal baru. Suasana baru. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan selingan ganti pasangan. Itu menurut mereka lhoh!!

Maka, diadakanlah acara tukar menukar isteri atau tukar menukar suami.

Agar acara ‘swing’ ini lebih variatif dengan pilihan banyak isteri yang bisa ditukar, maka dibuatlah club. Perhimpunan. Perkumpulan. Paguyuban. Dia bernama Swinger Club. Kalau bahasa indonesianya adalah Perhimpunan Pertukaran Isteri. Bisa disingkat PPI. Lhoh.. kok kayak PPI yang kepanjangannya Perhimpunan Pelajar Indonesia? Entahlah.. ini juga asal ngomong saja kok.. wakaka.. Dalam bahasa jawa, bisa saja dinamakan Paguyuban Gentosan Garwo. Dados, garwo atau isteri, bisa diganti-ganti sesuai selera. Saling mengganti isteri dengan isteri orang, dan atas dasar persetujuan kedua pasangan.. Wakaka.. Busyeeeeetttttt..

**

Easy come, easy go, no hurt feeling. Itu yang diyakini sebagai dasar para member swinger club. Ya memang itu. Jadi setelah acara itu dilakukan, ya sudah. Tak perlu ada RTL (rencana tindak lanjut) nya. Wakaka.. Kok RTL segala. Malah mirip acara akhir seminar. Berarti ya mirip perkumpulan kambing saja sebenarnya. Kambing jantan dan kambing betina saling berkumpul, kemudian saling bergantian ‘making love jas jus’, dan setelah itu pulang ke kandangnya masing-masing. Wakaka..

**

Tapi terkadang, pikiran kotorku lantas mengawang-awang. Dulu, kakek pernah bercerita bahwa jika aku masuk surga, maka segalanya bisa dilakukan di surga. Kata kakek, di surga bisa ngapain saja. Makan makanan enak-enak, cemilan lezat dan seterusnya dengan gratis. Dia menggambarkannya untuk cucunya yang kecil ini.

Mungkin kalau kakek masih hidup, gambaran surganya juga mungkin akan lain jika harus menceritakannya kepadaku yang punya pikiran kotor ini. Mungkin kakek akan bilang,”Di surga, pasti ada swinger club. Malah bisa milih bidadari atau artis.. atau malah milih-milih Kompasianer.. wakaka..” Tapi pasti kakek akan bilang bahwa persyaratan masuk surga juga tidak mudah semudah meludah saja. Hahaha..

**

Ya inti dari tulisanku ini sekedar coret-coret saja. Tak bermaksud apa-apa. Juga tak bermaksud merendahkan atau melecehkan para member swinger club. Mereka sudah dewasa dan sanggup mempertanggungjawabkan sendiri perbuatannya. Masing-masing orang, tentu sudah mempunyai standar acuan kehidupan yang diyakininya sendiri-sendiri. Jadi, jika diantara Kompasianer ada yang menjadi member swinger club, jangan lantas menggugat tulisanku ini ke Mahkamah Agung, ya.. sumpah.. ini cuman obrolan katul pengisi waktu.. wakaka.. [ ]

Salam Kompasiana,

Mr. President.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun