Ini sebuah perkara yang amat klasik. Aku akan mengupasnya untukmu. Wakaka..
**
Beberapa waktu yang lalu, pacarku memergoki aku sedang berduaan bersama dengan Anggraini, cewek manis anak pak lurah. Pacarku marah sekali dan amarah itu mungkin telah membakarnya sedemikian rupa hingga serasa seperti neraka. Aku berusaha menghubunginya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Jika itu sebuah kesalahan, aku juga ingin meminta maaf.
Aku menelponnya puluhan kali tapi tidak diangkat. Sms-ku pun tak pernah dibalasnya. Aku juga mengirim bunga sebagai permintaan maafku, tapi dia sama sekali tak pernah lagi bisa kutemui. Aku tak habis pikir. Mungkin dia pernah mendengar selentingan bahwa aku pernah dijodohkan dengan Anggraini, anak pak lurah itu. Tapi itu hanya gosip saja, coy. Tak bisa dipercaya kok.. Persis gosip artis pop yang tiba-tiba hamil karena dihamili oleh kudanil.. wakakaka..
**
Mencintai berarti memaafkan. Jika kekasihmu mencintaimu, maka dia akan memaafkanmu meskipun kesalahanmu mungkin saja sudah sebesar gunung Merapi.
Memaafkan, sungguh sebuah peristiwa yang luar biasa. Para filosuf dan ahli agama telah menganggap ‘memaafkan’ sebagai sebuah peristiwa heroik. Peristiwa yang dipenuhi nilai kepahlawanan.
**
Di dalam Bagavad Gita ditulis,
Singkirkan kejahatan dalam hatimu..
Singkirkan hasrat untuk balas dendam..
Beri seseorang untuk menjelaskan secara utuh..
Jangan membalas dengan kebencian..
Nah lhoh..
**
Konon, seorang bijak juga pernah berkata
..segala sesuatu tak luput dari kesalahan.. karena dia sangat manusiawi.. semua itu hanya akan selamat jika ada pemaafan alias pengampunan..
**
Jika kekasihmu sudah meminta maaf atas kesalahannya, maka wajib bagimu untuk memaafkannya sekaligus melupakan semua peristiwanya. Lembaran baru harus dimulai dan jalani hidup seolah-olah tak ada lagi kesalahan dimasa lalu. Jika dia tetap dalam kondisi memelihara amarahnya, bahkan tak pernah mampu untuk memaafkan, maka itu akan menggerogoti dirinya sendiri. Menurunkan sistem kekebalan tubuhnya sendiri.
**
Ada juga yang pernah berkata demikian,”Aku maafkan kamu.. tapi aku tak akan pernah melupakan ini..” Haha.. yang terakhir itu, sebenarnya tidak benar-benar memberi maaf. Melupakan adalah satu-satunya maaf yang paling nyata. Melupakan adalah tindakan yang paling mulia. Orang yang telah memberikan maaf dan mengajak untuk melupakan semuanya, adalah orang yang berhati amat baik. Sambutlah dia. Ajak dia untuk membuka file-file baru kehidupan yang penuh cinta.
Ah.. jika saja kekasihku bersikap demikian..
**
Manusia selalu tidak sempurna, relatif dan selalu ternoda oleh kesalahan. Ingat ada kata-kata arab kuno al-insaanu mahalul khotok wa nisyaan. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Pandangan seperti ini seharusnya dapat menolong kita untuk memberikan toleransi terhadap kekurangan-kekurangan kita dan kesalahan-kesalahan yang pernah ada. Finally, tak ada manusia yang sempurna.
Memaafkan akan membebaskan kita dari semua akibat buruk kemarahan dan kebencian. Maaf akan menyelamatkan hubungan dengan pacar, suami, isteri, orang tua, anak, bahkan kawan dan sahabat. Maaf akan selalu menumbuhkan cinta.
Aku jadi teringat apa yang dikatakan orang pintar dari barat sana. Dia berkata,”Pikiran mempunyai ribuan mata. Tapi hati hanya punya satu. Tuntun mata hatimu untuk memaafkan. Sebab jika tidak.. cahaya seluruh kehidupan akan padam..”
Orang bijak kuno di Jawa juga mengajari meminta maaf dan memaafkan. Ingatlah ketika mereka mengatakan ini untuk meminta maaf,”Menawi wonten tumpang suhipun atur, kawula nuwun agunging sih samudra pangaksami..” Nah.. ada kata-kata samudera disana. Pemberian maaf dianggap sebagai sesuatu yang luas. Sebuah samudera. Orang yang mampu memberi maaf diibaratkan mempunyai dada seluas samudera. Sungguh indah.
**
At last..
Pernahkah kamu mendengar cerita klasik tentang seorang anak kecil tanpa dosa yang disinyalir bisa berbicara dengan Tuhan? Hehe.. begini ceritanya, coy..
Alkisah, kabar bahwa anak itu telah berbicara dengan Tuhan telah merebak di seantero desa. Anak itu lekas dibawa ke balai desa dan sang pemimpin desa segera bertanya,”Benarkah itu wahai bocah kecil..??” Anak itupun mengangguk.
Sang pemimpin desa segera berkata,”Okelah kalau begitu. Aku kemarin sore telah membuat kesalahan besar dan aku segera meminta ampun kepada Tuhan. Tolong.. nanti kelau kamu ketemu Tuhan lagi.. tanyakan ya.. apakah Dia akan mengampuniku?”
Anak kecil itupun mengangguk.
**
Keesokan harinya, sang pemimpin desa segera menemui anak itu dan bertanya,”Apakah kamu sudah bertemu Tuhan?? Apa yang dikatakannya perihal diriku??”
Sang anak dengan enteng mengangguk dan menjawab,”Dia berkata.. Aku sudah melupakannya..” [ ]
Salam Kompasiana,
Mr. President
Catatan : hai honey.. maafkan aku.. (tapi kalau besok selingkuh lagi.. gimana dunkzz.. wakakakak..) dasar!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H