Hhhhh... Bagaimana ini?? Gerutuku dalam hati. Aku harus mengubah wajahku agar tetap dalam kondisi tenang dan bijak.
"Apa rencanamu jika lamaranmu kuterima..? Tentang kebersamaan.. tentang keluarga.. tentang anak.. ?" tanyaku.
**
Natalia kembali tersenyum.
"Anda keliru jika menanyakan itu kepada saya. Saya tahu pertanyaan itu bisa Anda jawab sendiri. Anda sebenarnya mempunyai konsep yang matang, cara dan strategi yang jitu, dan kebijaksanaan. Bagi saya, saya hanya akan mengimbangi konsep yang sedang Anda jalankan. Saya akan menjadi timbangan. Saya akan mengkritik yang menurut saya tidak baik, dan saya akan mendukung bagi konsep yang rasional dan baik. Saya akan berdiri sama tegak dengan Anda pada suatu saat, dan saya juga bisa bersimpuh di depan Anda di saat yang lain. Bahkan, pada saat-saat tertentu.. saya bisa berdiri di belakang Anda.. bahkan di depan Anda. Kebersamaan di dalam rumah tangga membutuhkan kerja sama, dan perjalanan hidup berumah tangga harus selalu dibina.." jawab Natalia.
Waduuh.. pusing tujuh keliling.. Apapun yang diucapkannya.. seperti menyihir hatiku. Ia cerdas dan intelek. Dan dia cantik. Tapi.. ia akan menamparku jika aku berani-berani macam-macam kepadanya.
Ia bukanlah wanita liberal, dan ia bukanlah wanita yang konservatif. Ia mempunyai kelas tersendiri. Entah apa namanya..
Ia meminta izin untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum meninggalkan audisi ini.
"Saya yakin.. laki-laki memang ditakdirkan untuk bisa melangkah lebih lebar dan berlari lebih jauh. Tapi saya juga yakin.. bahwa hanya akan ada satu wanita saja yang sanggup mengisi hatinya.." kalimat Natalia terakhir itu.. sungguh-sungguh indah.. bagi wanita semacam dirinya.
**
Aku memanggil para penghuni istana, para staf ahli dan beberapa menteri. Termasuk Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Menteri Agama. Juga unsur dari Majelis Pertimbangan Partai. Mereka harus memberikan pertimbangan-pertimbangan kepadaku.