Dan dia mulai bicara. Dengan nada bicara yang mantap. Pede bukan main.
"Saya tak akan pernah banyak bicara untuk meyakinkan diri Anda, Mr. President. Saya tahu siapa Anda.. dan Anda pun tahu siapa saya. Hampir 90 persen.. luar dan dalam.. " katanya pelan tapi tegas.
Hmm.. Ya Tuhaan.. berikan kebijakanmu. Aku harus objektif menilai dia.
"Setiap manusia bisa berubah, Natalia. Kamu pun bisa berubah. Dan aku pun juga bisa. Apa yang ingin kamu katakan.." gertakku.
"Saya tahu itu. Anda sebenarnya juga suka berubah-ubah. Dan terkadang memaksakannya. Memaksa untuk berubah. Tapi saya yakin, ada sesuatu yang tak mungkin bisa Anda ubah dan Anda permainkan semaunya. Anda mempunyai hati nurani yang sedang bicara. Dan Anda tahu apa yang sedang dikatakannya.." jawab Natalia makin pede.
"Kamu sok tahu!!" aku mulai tidak sabar.
Natalia tersenyum.
"Saya tidak sok tahu. Saya sedang tahu, Mr. President. Gertaklah saya. Bentaklah saya. Bahkan.. usir saya jika Mr. President sedang tidak suka kepada saya. Tapi saya yakin.."
"Yakin apa??"
"Yakin bahwa Anda akan memanggil saya lagi.."
**