Mohon tunggu...
Yassin Yanuar Mohammad
Yassin Yanuar Mohammad Mohon Tunggu... Dokter -

Spesialis Obstetri dan Ginekologi Mendalami Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas\r\nRSPI Pondok Indah\r\nJakarta\r\n@yassinbintang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tahukah Anda: Gangguan Kesuburan – Bagian 1

12 September 2014   06:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:55 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410486592328415935

[caption id="attachment_358702" align="aligncenter" width="380" caption="Sumber: http://goo.gl/raiYL7"][/caption]

Tahukah anda bahwa sebanyak 10-15 persen pasangan yang mendambakan keturunan mengalami masalah infertilitas atau gangguan kesuburan?

Gangguan kesuburan atau infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan satu pasangan untuk memperoleh kehamilan setelah selama 1 tahun melakukan hubungan seksual teratur, tanpa kontrasepsi.

Secara statistik, pada sejumlah pasangan yang mendambakan anak, sebanyak 50 persen pasangan akan mendapatkan kehamilan pada 3 bulan pertama, dan sebanyak 75 persen akan memperoleh kehamilan pada 6 bulan pertama usaha mereka. Setelah satu tahun akan ada sebanyak 15 persen dari sejumlah pasangan tersebut yang tidak memperoleh kehamilan. Pasangan yang mengalami hal tersebut dikategorikan sebagai pasangan dengan masalah infertilitas atau gangguan kesuburan.

Faktor hubungan seksual yang teratur memegang peranan penting di sini, karena pembuahan akan bisa terjadi apabila adanya hubungan seksual, yang selanjutnya akan mempertemukan sperma dengan sel telur secara alami. Seberapa teraturkah hubungan seksual yang baik? Hubungan seksual teratur 3-4x per minggu dengan jarak 2 hari, merupakan hubungan seksual yang dianjurkan. Mengapa keteraturan seperti di atas berpengaruh, akan dibahas pada bagian lain tulisan ini. Apabila hubungan seksual teratur sulit dilakukan, misalnya pada pasangan yang tidak tinggal bersama, atau jarang melakukan hubungan seksual, lalu tidak memperoleh kehamilan, maka pasangan ini belum dapat disebut pasangan dengan masalah infertilitas.

Selain itu, pada pasangan yang menggunakan alat kontrasepsi dan tidak memperoleh kehamilan, tidak juga disebut sebagai pasangan dengan infertilitas. Maka itu, satu tahun pertama merupakan tahun yang penting bagi pasangan yang ingin memperoleh kehamilan.

Secara garis besar, infertilitas dibagi menjadi dua, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah  infertilitas yang dialami pada pasangan yang belum pernah hamil sebelumnya. Sedangkan Infertilitas sekunder adalah infertilitas yang terjadi pada pasangan yang pernah hamil atau memiliki anak. Keduanya sama-sama membutuhkan penanganan serius.

Sebagai ilustrasi, Ny. A dan Tn. A telah menikah 2 tahun, dan sejak menikah, Ny. A belum pernah hamil, maka kondisi ini disebut infertilitas primer. Contoh yang lain pada Ny. B dan Tn. B telah memiliki seorang anak, dan menggunakan kontrasepsi pil selama 3 tahun. Setelah 3 tahun, pasangan ini ingin memiliki anak dan menghentikan penggunaan kontrasepsi pil. Setelah melakukn hubungan seksual teratur selama 1 tahun, pasangan Tn. B dan Ny. Bbelum juga memperoleh kehamilan kedua, maka pasangan ini dapat disebut mengalami infertilitas sekunder.

Satu tahun merupakan masa yang kritis. Sebanyak 15 persen pasangan kemungkinan besar akan membutuhkan pertolongan dalam mendapatkan kehamilan, dan semakin dini penanganan infertilitas dilakukan, semakin tinggi kesempatan satu pasangan dengan infertilitas untuk memiliki buah hati.

Lalu, tahukah anda apa saja penyebab gangguan kesuburan ?

Pada pasangan yang mendambakan anak, faktor pria dan wanita memiliki peranan sama penting. Dari faktor pria, kuantitas dan kualitas sperma memiliki peranan penting. Faktanya, sebanyak hingga 35 persen kemungkinan penyebab infertilitas pada suatu pasangan, adalah dari faktor pria. Ini sekaligus meluruskan pemahaman yang salah yaitu bahwa penyebab gangguan kesuburan hanya bisa timbul dari perempuan, dan hanya sang istri yang perlu diperiksa. Malah, setiap pasangan yang akan mengalami infertilitas, sang pria adalah yang harus diperiksa terlebih dahulu, sebelum pasagan perempuannya melakukan pemeriksaan dan mendapatkan penanganan.

Kuantitas dan kualitas sperma dari seorang pria dapat dilihat dengan pemeriksaan Analisis Sperma atau Analisis Semen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di rumah sakit atau laboratorium klinik. Dari pemeriksaan Analisis sperma, ada berbagai parameter yang dapat menunjukkan apakah proses pembentukan sperma atau spermatogenesis pada suami normal atau tidak.Sesuai dengan kriteria Wolrd Health Organization (WHO) tahun 2010, terdapat beberapa faktor penting. Berikut nilai yang dianggap dalam batas normal. Dari segikuantitas yaitu jumlah cairan semen, dengan volume cairan sperma normal lebih dari 1,5 ml per ejakulasi. Konsentrasi sperma normal yaitu di atas 15 juta/ml, serta jumlah sperma keseluruhan adalahdi atas 39 juta per ml. Dari faktor kualitas, kita dapat mengamati motilitas sperma yang normal bila di atas 40 %, dan morfologi sperma di atas 4 %.Selain itu terdapat parameter lain yaitu ada atau tidaknya aglutinasi sperma. Hasil analisis sperma akan diinterpretasikan, dan dari interpretasi tersebut, menjadi dasar bagi dokter yang akan melakukan terapi.

Ditinjau dari faktor terhadap pasangan, penyebab lain infertilitas adalah adanya masalah pada pasangan perempuan yakin gangguan tuba falopi sebanyak 35 %, diikuti gangguan ovulasi hingga 15 %. Selain itu sebanyak 10-15 % pasangan mengalami unexplained infertility atau infertilitas yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Dengan kata lain, pada berbagai pemeriksaan dasar tidak ditemukan adanya kelainan, namun pasangan tersebut tetap mengalami kendala dalam memperoleh keturunan.

Ditinjau dari faktor perempuan, penyebab terbanyak adalah gangguan pada tuba dan penyakit rongga panggul, serta gangguan ovulasi, di mana seorang perempuan tidak mengalami ovulasi yang seharusnya terjadi secara teratur.

Seorang perempuan akan mengalami pemeriksaan yang sedikit lebih banyak dibandingkan pria. Untuk mencari permasalahan pada perempuan, diperlukan pemeriksaan fisik kandungan, yang dikenal dengan istilah pemeriksaan dalam. Selanjutnya diperlukan pemeriksaan Ultrasonografi transvaginal. Janganlah panik saat anda atau pasangan anda harus melewati sejumlah pemeriksaan ini, karena ini merupakan bagian penting langkah seorang dokter untuk membantu menyelesaikan masalah yang anda hadapi.

Dari pemeriksaan dalam dokter dapat memperoleh gambaran aktual organ kandungan anda yang terdiri bagian luar (genitalia eksterna), dan bagian dalam (genitalia interna). Ditambah dengan pemeriksaan ultrasonografi melalui vagina, dokter akan memperlihatkan gambaran organ kandungan yang penting yaitu rahim (uterus), serta kedua indung telur (ovarium). Lalu, berbagai kelainan organ panggul akan dapat diperoleh dan ditemukan. Ingatlah, pemeriksaan akan dirasakan semakin nyaman dan cepat manakala sang pasien dalam kondisi rileks dan tenang.

Jangan pula anda merasa risih apabila pemeriksan dilakukan saat anda sedang haid, karena saat tersebut adalah waktu yang baik untuk melihat berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi reproduksi. Pada saat haid, endometrium (lapisan dalam rahim, tempat tumbuh dan berkembangnya calon janin), dapat dievaluasi, serta “jumlah cadangan bakal calon telur” atau cadangan ovarium dapat diamati secara akurat. Semua pemeriksaan di atas berlangsung saat seorang perempuan berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Di samping itu, ada satu lagi pemeriksaan dasar infertilitas yaitu penilaian saluran indung telur, atau tuba falopi.

Agar lebih mudah untuk memahami, cermati dulu ilustrasi sederhana tentang terjadinya pembuahan dan kehamilan : Ovarium setiap bulan akan menghasilkan satu bakal calon telur yang matang, yang selenjutnya mengalami ovulasi, yaitu pecahnya kantung bakal calon telur (folikel), yang selanjutnya dilepaskan ke tuba falopi. Di sisi lain, melalui hubungan seksual, jutaan sperma akan memasuki rahim melewati rongga vagina, lalu melewati leher rahim (serviks), selanjutnya mencapai rongga rahim dan masuk ke tuba falopi. Dari puluhan dan ratusan juta, hanya akan ada satu sperma yang akan membuahi sang telur. Kedua bakal calon janin ini akan bertemu di tuba falopi, dalam proses yang dinamakan pembuahan. Setelah pembuahan berhasil, hasil pembuahan akan mengalami pembelahan dan berkembang sebagai bakal calon embrio, yang nantinya akan berjalan secara kimiawi dan mekanik hingga sampai di rongga rahim untuk berimplantasi di endometrium.

Maka itu, pemeriksaan Histerosalfingografi atau HSG menjadi penting untuk dilakukan. HSG adalah pemeriksaan untuk menilai patensi tuba. Tuba yang paten adalah tidak adanya sumbatan atau hambatan pada kedua saluran indung telur, tempat terjadinya pembuahan. Pemeriksaan ini dilakukan di instalasi radiologi, dilakukan pada hari kesembilan atau kesepuluh siklus haid. Setelah ada hasil HSG, penanganan masalah infertilitas menjadi lebih terang, sehingga pemilihan terapi akan tepat, efisien dan efektif.

Lalu mengapa perlu hubungan seksual yang teratur? Begini penjelasannya : saat memasuki rongga rahim, sperma memiliki usia 48-72 jam untuk bisa membuahi sebuah telur yang matang. Sedangkan, sebuah telur yang dilepaskan memiliki usia hanya 12-24 jam. Maka itu, hubungan seksual yang teratur setiap 2 hari akan meningkatkan jumlah sperma di rongga rahim yang siap untuk melakukan pembuahan, manakala sang telur yang hanya berumur 1 hari mengalami ovulasi. Selain itu, dengan menjarakkan hubungan seksual 48 -72 jam akan memastikan bahwa sperma yang dikeluarkan adalah lebih banyak sperma yang matang dan segar, bukan yang prematur maupun yang berusia “tua”, sehingga diharapkan memiliki kemampuan melakukan pembuahan yang baik.

Nah, setelah menyimak penjelasan di atas, akan makin dapat dimengerti dan masuk akal kan pemeriksaan-pemeriksaan yang perlu dijalani oleh satu pasangan dengan masalah infertilitas?

Simak bagian selanjutnya tulisan ini, yaitu berbagai penanganan pada masalah infertilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun