Pada suatu ketika datang seorang ibu dan suaminya di ruang praktek. Ibu ini datang dalam rangka konsultasi pascakeguguran sebelumnya. Dalam konsultasi tersebut terbersitlah keinginan ibu tersebut untuk hamil lagi, namun mengingat beberapa kondisi yang telah dialami ibu, terutama usia yang sudah melewati 40 tahun, maka rencana untuk hamil dan memiliki anak menjadi tidak mudah dalam prosesnya.
Proses reproduksi dengan bantuan atau bayi tabung dapat meningkatkan keberhasilan untuk mendapatkan kehamilan dengan presentase keberhasilan mencapai 20-25%. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan proses bayi tabung yang dilakukan pada perempuan berusia di bawah 40 tahun, yang dapat mencapai 40-50%.
Tergambar raut keraguan wajah keduanya, namun terselip garis wajah yang penuh harap untuk bisa memperoleh keturunan. Lalu dengan suara yang mengambang mereka bertanya : "Berapa ya biaya bayi tabung dok?"
Saya jawab : " Sekitar mulai dari 35 juta rupiah bu, rata-rata hingga 50 juta rupiah apabila diperlukan penambahan obat-obatan". Sambil menatap mereka, saya menunggu reaksi, sembari memikirkan kata-kata yang akan saya siapkan sebagai reaksi tersebut, kata-kata yang baik mungkin membantu membesarkan harapan mereka. Memang proses bayi tabung bukanlah prosedur medis yang sederhana dan murah.
"Masa dok??" begitu keduanya bereaksi. "Ah yang bener dok, mana mungkin?!"
Saya berpikir, memang wajar kalau keluarga ini menganggap mahal, uang 35 juta bukan perkara mudah untuk disiapkan.
Mereka bertanya lagi dengan penekanan. Semakin saya mengangguk, dan mengucapkan iya, kok seolah semakin tidak percaya. Lalu saya merasa, jangan-jangan saya salah berasumsi.
Untuk memastikan, saya tanya ke mereka: "Bu, pak maksudnya ini biaya segitu mahal atau bagaimana?"
Sang ibu menjawab duluan, disusul suami : "Ya murah dokter, saya kira bayi tabung kan 100-200 jutaan, mahal banget.."
Ooo, langsung saya paham, ada mispersepsi dan misinformasi.
Saya sampaikan informasi tambahan bahwa saya bekerja di dua pusat bayi tabung di Jakarta, di klinik yang kisaran biayanya 35-50 juta, dan juga di klinik yang biaya bayi tabungnya mencapai 70-80 juta. Namun, tidak ada yang mencapai 200 juta. Lalu tampak kerut keraguan mulai mengendur, dan mereka tampaknya siap untuk mendengar informasi lebih banyak.
Berapa Kisaran Biaya Bayi Tabung di Indonesia?
Mahalnya biaya merupakan salah satu penghambat terlambatnya satu pasangan untuk memperoleh penanganan gangguan kesuburan termasuk proses bayi tabung. Proses ini mahal karena melibatkan berbagai aspek yang berkaitan dengan teknologi tinggi serta berbagai bahan kerja yang harus diimpor.
Rata-rata di Indonesia, kini proses bayi tabung dapat dijalani dengan mengeluarkan biaya sekitar 60-70 juta rupiah. Biaya ini dapat bertambah manakala dibutuhkan obat-obat tambahan, atau tindakan tambahan terhadap pasien. Sehingga seringkali pasien membayar sekitar 80 juta rupiah. Obat-obatan memegang peranan utama dalam komponen biaya proses bayi tabung, peranannya mencapai 40-50 persen dari komponen biaya. Maka, dapat juga menjadi sangat murah bila suatu proses bayi tabung dijalani dengan siklus alami (tanpa obat-obatan stimulasi).
8 bulan yang lalu kami meluncurkan layanan bayi tabung yang biayanya dimulai dari 35 juta rupiah. Untuk seluruh proses, rata-rata pasien mengeluarkan biaya sekitar 40-50 juta, bila memerlukan penambahan obat. Alhamdulillah, mendapat sambutan yang baik dari masyarakat, yang selama ini mendambakan pelayanan bayi tabung yang terjangkau.
Namun, besarnya biaya merupakan suatu hal yang relatif. Bagi sebagian orang, biaya menjadi hal yang utama dalam memilih layanan kesehatan. Namun banyak aspek lain pula yang mempengaruhi. Istilahnya : "cocok-cocokan".
Carilah informasi sebanyak mungkin tentang klinik bayi tabung yang diminati. Pilihlah tempat jangan semata-mata karena alasan biaya. Pilihlah tempat yang paling membuat anda nyaman, merasa aman dan enjoy dalam menjalani berbagai proses dan tindakan medis. Ketengan batin memiliki peran besar dalam berhasilnya usaha ingin hamil.
Di Indonesia, layanan ini telah berkembang sedemikian rupa, tak kalah dengan negara lain. Diskusikanlah dengan pasangan plus dan minus tentang berbagai klinik yang diminati.
Semoga catatan ini bermanfaat, dan usaha setiap pasangan untuk mendapatkan keturunan dapat menjadi kenyataan.
Jakarta
4 Juli 2015
