Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wanita Itu Multitasking, Termasuk Jadi Tukang di Rumah Sendiri

2 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asyik dan ngeri-ngeri sedap (Sumber: Dokumentasi pribadi 2018)

"Jika Anda ingin sesuatu dikatakan, tanyakan pada seorang pria; jika Anda ingin sesuatu dilakukan, tanyakan pada seorang wanita." - Margaret Thatcher

Dunia kita saat ini masuk dalam era modern yang membuat wanita tidak lagi mempunyai peran yang terbatas pada ruang domestik atau stereotip tertentu. Kini, wanita mampu melakukan banyak hal, termasuk berperan sebagai "tukang" di rumah sendiri dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang sama baiknya dalam hal keterampilan teknis dengan para pria.

Dalam kondisi darurat, wanita mampu menjadi kreatif dan “smart” dalam mengambil tindakan untuk menyelamatkan diri, keluarga, juga rumah dan seisinya. Memang tidak semua wanita mampu melakukan hal demikian, namun berdasarkan pengalaman pribadi, saya jadi banyak belajar dan mampu mengatasi kerusakan-kerusakan kecil di rumah hingga berani naik ke atas genteng.

Urusan keran yang bocor, membuat rak, memasang dan memperbaiki lampu, pasang kabel seterika, memasang antena, dan printilan lain yang bermasalah saya kerjakan sendiri tanpa panik mencari tukang.

Tinggal sejauh mana kerusakan barang-barang tersebut atau kondisi darurat yang seperti apa yang membuat saya memilih untuk tidak langsung memanggil atau mencari tukang.

Pengalaman Pribadi

Dalam dunia digital sekarang ini, tukang mudah dicari dalam genggaman. Jasa-jasa perbaikan printilan dengan mudah memanggil tukang servis, hanya saja kadang beberapa hal tidak memberikan kepuasan bagi kita (saya).

Sebagai contoh ketika saya memanggil tukang servis mesin cuci, setelah diservis muncul rentetan masalah-masalah lain yang ujung-ujungnya berulang kali memanggil dan menggunakan jasa mereka. Banyak cucian numpuk, biaya membengkak namun hasil tetap tidak memuaskan.

Yang membuat ilfil adalah ketika ada seorang teman yang membantu menyampaikan bahwa sebenarnya hanya ada kerusakan kecil saja dan nyatalah setelah dibantu teman saya, mesin tersebut malah baik-baik saja. Yah, karena awam saya tidak paham tentang elektronik jadi ya sudah pasrah saja pada tukang servis.

Tetapi saya yakin tidak semua jasa tukang servis melakukan hal yang sama dengan yang saya alami sebab pasti dengan media yang canggih segala bentuk complain dan review tidak puas dengan mudah tersalurkan dan mendapat respon. Namun kembali lagi, tak semua orang mau melampiaskan melalui media atau media chat dalam aplikasi termasuk saya.

Bekal Ilmu dari Ayah

Membahas pertukangan, ayah saya termasuk yang tidak sedikit-sedikit memanggil jasa tukang. Selama bisa mengerjakan sendiri dan ada waktu mengerjakannya, ayah selalu mengatasinya sendiri. Dengan background sekolah pertukangan dan perkayuan di era kolonial Belanda, ayah mempunyai keterampilan beragam dan sedikit-sedikit ilmunya menular pada saya yang sejak kecil dijadikan asisten ketika beliau memperbaiki sesuatu yang rusak di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun