Rinai datang, rinai pergi
Dingin menusuk nusuk
membekukan urat nadi
Bekukan sajaÂ
biar gelisah ini tak semakin menggila Â
Lelah datang, lelah pergi
Penat mencabik-cabik
meluluhkan kekuatan bertahan
Luluhkan saja
biar cemas ini tak sempat meraja Â
Mimpi datang, mimpi pergi
Peluhnya berderai-derai
membasahkan jiwa nan mengering,
Basahkan saja
biar galau ini tak menjiwa Â
Pagi datang, pagi pergi
Sinarnya menyengat-nyengat
memanaskan asmara yang terjengkang,
Panaskan saja
biar debar ini mendapat jawab Â
Segelas kopi hitam berasap,
pekat dan panas
Mengepul merupa peri kolam
bayangnya menari di atas gelas Â
Gurami kering meliuk mempesona
menggoda pencernaanku
Harumnya membubung ke udara
tiada dapat membendung air mataku Â
Dia datang, dia pergi
Bayangannya melekat erat,
mengokohkan percaya ini,
Bahwa semua itu masih menjadi milikku Â
hanya, akan dan selalu Â
#mimpi malam itu takkan terganti Malang, Repro akhir Mei 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H