Baru hendak menghempaskan diri ke sofa, Iphone Sierra Blue-nya berdering. Matanya semakin berbinar, Bill pemilik dealer mengabarkan bahwa Lamborghini Aventador terbaru yang diidamkannya sebentar lagi merapat dan segera mengisi garasinya yang tampak seperti showroom itu.
Di atas tumpukan dollar, Sultan membuat vlog berbagai platform. Ia berkoar tentang kekayaan yang ia raih dengan sangat mudah. Jargon “harum ilakes” yang artinya murah sekali selalu terlontar ketika benda-benda bermerk mampu dia dapatkan dengan gampang.
Dengan mengenakan barang serba mahal Sultan mulai melakukan aksi flexing , pamer kekayaannya di media. Jurus jitu yang ia kumandangkan menghipnotis banyak orang sehingga tergiur dan bergabung dalam bisnisnya.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Semua harta kekayaan Sultan yang melimpah ruah harus lenyap tak bersisa dalam sekejap.
Dugaan penipuan berkedok trading yang ia lakukan menjerumuskannya ke terali besi. Aksi flexing yang berlebihan menjadi bumerang yang tak dapat ia hindarkan.
Sejak sang mobil idaman tiba dan memasuki garasinya, Sultan tak mampu mengelak grebekan aparat kepolisian yang tengah mengincarnya beberapa waktu terakhir.
Perilaku felxing-nya viral ditengarai telah banyak memakan korban. Dengan rompi oranye ia tak berdaya harus melakukan koferensi pers.
Matanya terpejam. Yang tergambar adalah kepedihan. Kekasih yang hilang, keluarganya yang kembali miskin, dan masa depannya yang terlihat sangat suram.
Kini, Sultan pun harus rela meringkuk tak berdaya. Penyesalan pun tiada guna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H