Peka, Kreatif, dan Bijaksana dalam Menggunakan Skincare

Maraknya produk skincare di berbagai platform media sangat menggoda masyarakat milenial. Sepanjang hari berbagai produk skincare selalu muncul 'FYP' di TikTok dan berulang-ulang. Demikian juga penawaran secara 'life selalu lalu lalang di beranda-beranda media sosial.

Algoritma bekerja cepat ketika sekali saja kita membuka dan meresponsnya, maka produk serupa muncul setiap saat tanpa mampu kita kendalikan.

Semua merupakan tantangan era digital, di mana semua hanya mampu kita nikmati dan secara bijak menyikapi. Semua tergantung diri kita masing-masing.

Baca juga: Awet Muda di Usia Jelita: Jelang Lima Puluh Tahun

Pengaruh penggunaan skincare yang booming di platform media sosial tak hanya merambah ke “emak-emak” atau remaja wanita saja. Tak sedikit kaum Adam pun tertarik dan terbius untuk mulai merawat wajah dengan skincare secara rutin.

Sekali peristiwa satu orang murid menilai wajah saya sedikit kusam dan kering karena pengaruh AC seharian di tempat kerja. Murid spesial saya ini menyarankan saya untuk menggunakan salah satu produk skincare secara rutin. Tak hanya sampai di situ, ia pun dengan gembira membawakan saya produk yang ia maksud untuk saya.

Saya menerimanya dengan sukacita dan saya pun menggunakan produk itu sesuai dengan arahannya. Saya berusaha untuk rutin menggunakannya supaya hasil yang tampak dapat membuatnya senang, yah kadang saya terpaksa terhenti karena saya juga perlu menimbang-nimbang kepentingan dan skala prioritas.

Peka, Kreatif, dan Bijaksana

Ada beragam cara yang dapat kita lakukan untuk merawat wajah tanpa menggunakan produk-produk skincare secara lengkap. Alam semesta sudah menyediakan semuanya, tinggal kita saja yang dituntut untuk peka, kreatif, dan bijaksana dalam memanfaatkannya.

Baca juga: Badan Bau? Coba Minum Ramuan Daun Beluntas

Kita dituntut peka untuk melihat mana yang aman dan tepat untuk perawatan diri. Kita juga harus kreatif menggunakan dan atau mengolah bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita, dan tentunya juga bijaksana dalam memilih produk yang tepat juga yang sesuai dengan budget. Bukan asal pilih; asal murah, asal viral dan lain sebagainya.

Selain secara psikis kita harus menyingkirkan energi-energi negatif, dengan menerapkan upaya ini saya merasakan sendiri khasiatnya. Wajah terasa bersih, segar, dan terkesan awet muda. Meskipun tidak "se-glowing” perawatan wajah dengan skincare tertentu.

Perlu juga kita bijak dalam menyikapi maraknya beraneka ragam produk skincare yang muncul di masyarakat modern dengan mengolaborasi penggunaan skincare dengan cara-cara tradisional. Selain ramah di kantong juga aman di wajah.

Kolaborasi Skincare dengan Perawatan Cara Tradisional

Kolaborasi penggunaan skincare dengan perawatan secara tradisional dapat dilakukan secara rutin dan teratur, namun diperlukan ketelatenan dan waktu yang cukup. Berikut ini adalah hal-hal yang saya lakukan untuk perawatan wajah saya secara sederhana :

• Facial Streaming atau melakukan penguapan pada wajah sangat bermanfaat untuk membuka pori-pori, meminimalisir munculnya komedo. Masih banyak manfaat menggunakan metode penguapan wajah ini, antara lain adalah : mencegah jerawat, menghidrasi kulit, mengencangkan kulit wajah, melembapkan kulit wajah sehingga dapat menyerap skincare yang akan digunakan setelahnya. Dilakukan sekali sehari selama lima menit, maka akan terasa dampak rileks pada wajah.
• Masker Kopi; Penggunaan masker kopi ini bermanfaat untuk mengurangi jerawat, menenangkan kulit, menghilangkan mata panda, mengangkat sel kulit mati dan memperlambat penuaan dini. Kopi yang digunakan merupakan kopi halus dari kopi yang segar atau baru dengan dilarutkan dengan air perasan lemon atau madu. Dilakukan seminggu 2 kali selama 10-15 menit dan kemudian dibilas dengan air hangat.
• Milk Cleanser atau Susu Pembersih Viva Ekstrak Green Tea. Susu pembersih ini sangat bermanfaat bagi kulit berjerawat karena mengandung Ekstrak Green Tea sebagai Anti Oksidan dan Tea Tree Oil untuk membantu mencegah timbulnya jerawat. Harga di pasaran berkisar Rp 7.000,- sampai Rp 9.000,- ribu per botol.
• Face Toner atau Cairan Penyegar Viva Ekstrak Green Tea. Sebagai satu paket dengan Milk Cleanser Viva Ekstrak Green Tea sebagai Penyegar untuk kulit berjerawat yang berfungsi membersihkan sisa Milk Cleanser, menyegarkan kulit, meringkas pori, dan menjaga pH kulit. Mengandung Ekstrak Green Tea sebagai Anti Oksidan dan Tea Tree Oil untuk membantu mencegah timbulnya jerawat. Harga di pasaran berkisar Rp 7.000,- sampai Rp 9.000,- ribu per botol.
• Day Cream, Y.O.U Golden Age Illuminating 18g [Total Radical Protection with SPF 30 PA+++]. Pelembab harian ini yang diformulasikan untuk merawat dan melindungi kulit dari paparan sinar UV untuk tampilan kulit yang lebih cerah, lembut, dan bercahaya terlebih untuk yang berusia 45 tahun ke atas. Harga di pasaran berkisar Rp 50.000,- sampai Rp 55.000,- per tube.
• Facial Wash, Y.O.U Golden Age Deep Cleansing 100gr. Facial foam ini merupakan pencuci wajah anti-aging yang diformulasikan dengan ekstrak Pomegranate (buah delima) dan Lactic Acid (AHA) yang bekerja untuk mengeksfoliasi sel kulit mati, meningkatkan kadar air dalam kulit, serta dapat membantu menyamarkan garis halus dan kerutan. Harga di pasaran berkisar Rp 50.000,- sampai Rp 55.000,- per tube.

Demikianlah rangkaian perawatan wajah yang saya lakukan di samping tetap membeli produk perawatan wajah lokal yang sesuai dengan tekstur kulit wajah. Tentunya yang jelas aman serta ramah di kantong. Ramah atau tidak, skincare juga merupakan produk perawatan wajah yang penting bagi wanita dengan profesi seperti saya.

Memang semua kembali kepada selera dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pribadi. Jika yang pekerjaannya bersentuhan dengan komunikasi bersama banyak orang penampilan dan performa yang layak merupakan hal yang sangat penting.

Antara Beras dan Skincare

Menyoal pendapat calon anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Dedi Mulyadi tentang perbandingan harga beras dengan skincare, tentu hal ini ditujukan pada masyarakat yang kurang menghargai adanya sawah dan kerja keras buruh tani.

Sindiran ini ditujukan pada kelompok masyarakat yang lebih mampu membeli barang-barang yang dipakai daripada yang dimakan, namun koar-koar tentang naiknya harga beras. [bandung.kompas.com].

Skincare adalah sebagai kiasan, jadi tak perlu dipermasalahkan karena pada dasarnya Kang Dedi justru memperhatikan petani dan keberadaan sawah yang gagal panen ketika cuaca kurang baik.

Beliau mengajak kita untuk turut merasakan jika petani lokal gagal panen maka sangat layak harga gabah atau beras juga naik, bukan malah menyalahkan pemerintah dengan menyesuaikan harga.

Kita berteriak-teriak karena harga beras mahal, tetapi kita tidak mendengarkan teriakan atau jeritan para petani yang gagal panen.

Penggunaan skincare tidak dilarang, semua kembali kepada kebutuhan masing-masing pribadi. Beras juga merupakan kebutuhan pokok yang harus tetap ada di atas piring kita. Semoga kita dapat peka, kreatif, serta bijaksana dalam menyikapi permasalahan ini. Salam semangat sehat! (Yy).