Kupandang langit senja
bersemu warna jingga
Bersaing dengan wajahku nan memerah...
Bukan karena amarah,
namun karna kekasih menabur puji dan puja
Kereta senja perlahan melaju
membawa sejoli memadu rindu
Setelah seminggu tak bertemu,
setelah sepekan mata tak beradu
Sesekali kubersandar di bahunya
sambil menatap hamparan hijau dari balik jendela
Mentari berangsur redup, menuju peraduannya
Kuraih segelas coklat panas pesananku
yang dibawa prama di atas baki kelabu
Kutiup dan kusodorkan padanya
asapnya mengepul... yang tak sanggup mengaburkan ketampanannya
Roda kereta berderak pelan
kereta hendak berhenti sejenak
Seketika ia minta aku memejamkan mata
lalu kubuka ketika kuntum-kuntum mawar sudah di depan mata
Terselip butiran coklat Belgia di buket cinta
tersemat kalimat berwarna emas;
"Will you marry me?..."
Kereta kembali melaju,
air mataku menetes penuh haru
Malam ini, ya malam ini di Palacio
cincin pertunangan akan melingkar di jari manisku
"Yess, I will…"
bisikku tanpa ragu...