Indahnya bungaku di tepi ngarai,
pancarkan kemilau diterpa surya yang datang
Cintaku jatuh dan ingin dia kugapai,
namun apa daya hanya sanggup kumemandang
Pagi menghantar embun-embun menari,
membasahi tiap helai kelopak bungaku
Perlahan kilau titik embun tersapu mentari,
semakin lama ia kian memikat hatiku
Kulihat bungaku semakin memesona,
segar tersiram butiran hujan senja
Sedih pilu bertalu ku tiada berdaya,
hampa berteman tetesan air mata
Awan kelabu berarak langit menghitam,
bungaku mengayun hebat angin mengguncang
Hati haru merasuki kalbu terdalam,
akankah ia sanggup bertahan didera deru kencang
Malam turun bayu menghalus,
bungaku tenang bersandar bebas
Dalam hening doaku nan tulus,
jiwaku terbang menghantarnya pulas
Tenanglah wahai jiwaku,
kala bunga indahmu nan jauh terhempas badai
Biar tangkai kokohnya menahan dan memaku,
bersama mantra suciku memeluknya dalam kulai
rindu ini tetap milikmu,
jiwa pun hanya ingin bersemayam di dalammu
Catatan tengah malam, gelisah; bungaku sudah tersapu hujan badai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H