Senja  merayap,
kuterpaku di tepian Selokan Mataram,Â
menyelami setiap denyut airnya nan halus,Â
tenang dan diam
derai air mata ini,
seolah turut membelah Kali Progo dan Kali Opak,Â
tak kunjung reda terus kuratapi,Â
hingga punggungmu menghilang dari tatap
kupandangi wajahku sendiri ikut menggeliat...
di antara gelombang kecil yang meriak,Â
mengaburkan sembab di pelupuk mataku nan berat,Â
aku pun enggan beranjak
Utara Yogyakarta,
sepanjang Selokan Mataram...
tiga tahun lalu kauucapkan puji puja cinta,Â
kaubiarkan hatiku melambungÂ
Senja ini,
di tepi Selokan Mataram,
kaubiarkan hatiku patah dalam kepingan,
ketika pilihan hatimu hanya pada Sang Khalik...
Janji kudus akan kauikrarkan,Â
berselibat dengan Kekasih sejatimu,Â
kupaksa jiwaku bertahan,
kujuntai doa mengiringimu
senja menghilang menyisakan kelam nan hening...
aku meradang membangun sebentuk hati yang berkeping
kepingan hati kutinggalkan,
kepungan ego kutanggalkan...
ya... di utara Yogyakarta,Â
di sepanjang Selokan Mataram
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H