Strategi Percepatan Revitalisasi Sekolah ?!

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

YW Al Muhajirien Jakapermai, sejak beberapa tahun lalu, terus melakukan revitalisasi gedung-gedung sekolahnya. Usaha ini ditujukan untuk lebih memberikan kenyamanan dan keamanan proses pembelajaran, sekaligus memberikan atmosfir akademis yang lebih bervariasi dan eksis, bahwa Sekolah-sekolah Islam Al Azhar di wilayah Jakapermai, Kemang Pratama dan Grand Wisata, merupakan sekolah-sekolah bertaraf Internasional. Oleh karena itu, YW Al Muhajirien Jakapermai dikenal sebagai pelopor dalam modernisasi dan digitalisasi kelas, yang biasa disebut sebagai Digital Smart Classroom.   

Sebelas sekolah yang dikelola oleh YW Al Muhajirien Jakapermai, mulai dari KB-TKIA, SDIA, SMPIA dan SMAIA tersebut sudah menjadi kelas-kelas yang selevel dengan sekolah-sekolah Internasional, mulai dari perubahan lobi sekolah, kantor Kepala Sekolah, Tata Usaha dan kelas-kelas yang sudah Digital Smart Classroom. Perubahan secara fisik yang signifikan ini, tentu membutuhkan pengelolaan dan manajemen proyek yang handal, dengan Sumber Daya insani yang profesional di bidang Pembangunan dan Pemeliharaan (PP). Tulisan ini akan menjelaskan tentang upaya revitalisasi yang dilaksanakan oleh Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan (PP), sehingga perubahan nyata yang dicita-citakan oleh YW Al Muhajirien Jakapermai terwujud dengan baik, efektif dan efisien, sampai hari ini.  

Revitalisasi Sekolah 

Terkait dengan revitalisasi gedung sekolah, menurut H.M. Syafi'uddin, B.Comm, S.T., Ketua YW Al Muhajirien Jakapermai, adalah hal yang penting untuk memberikan lingkungan pembelajaran yang nyaman, aman dan sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan yang semakin berkembang. Namun, seringkali kendala seperti: keterbatasan waktu, anggaran, dan perizinan menjadi tantangan dalam proses rekonstruksi dan revitalisasi ini. Oleh karena itu, Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan (PP) YW Al Muhajirien Jakapermai secara berkelanjutan berupaya untuk menjadwal ulang, sesuai dengan percepatan pelaksanaan rekonstruksi dan revitalisasi gedung-gedung sekolah agar dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan efektif.

Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Salah satu kelas di SD Islam Al Azhar 6 Jakapermai)

Langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan analisis terhadap waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dalam proses revitalisasi proyek-proyek yang akan dimodernisasi atau direvitalisasi. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang tersedia, rencana kerja yang realistis dapat disusun untuk mempercepat proses tersebut. Selain itu, analisis ini juga dapat mengidentifikasi potensi risiko yang dapat terjadi, seperti: cuaca buruk atau keterlambatan material, sehingga langkah-langkah antisipatif dapat segera diambil.

Upaya kedua adalah mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam proses pembaruan dan revitalisasi. Dalam era digital ini, terdapat berbagai macam perangkat lunak dan peralatan canggih yang dapat digunakan untuk memudahkan proses konstruksi bangunan, seperti: pemodelan informasi gedung (Building Information Model/BIM) yang memungkinkan integrasi yang lebih baik, antara pihak-pihak terkait dalam proyek ini. Dengan menggunakan teknologi yang tepat, maka efisiensi waktu dan biaya dapat ditingkatkan.

Selanjutnya, pemilihan metode konstruksi yang tepat, juga dapat membantu dalam percepatan revitalisasi gedung sekolah. Misalnya, penggunaan sistem prefabrikasi atau metode konstruksi modular, yang memungkinkan pengerjaan yang lebih cepat karena komponen konstruksi diproduksi secara massal dan dipasang secara efisien di lokasi pekerjaan proyek. Metode ini juga dapat meminimalisir dampak pada lingkungan sekitar dan mengurangi gangguan pada masa pelaksanaan revitalisasi.

Penting juga untuk melakukan koordinasi yang baik, antara pihak-pihak yang terlibat dalam merevitalisasi gedung-gedung sekolah. Kolaborasi yang efektif antara yayasan, pengembang, arsitek, kontraktor, dan pihak terkait lainnya, dapat memastikan bahwa setiap langkah dalam proses revitalisasi sudah berjalan dengan lancar. Hal ini juga membantu dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara cepat, agar tidak menghambat proses pelaksanaan revitalisasi tersebut.