Mohon tunggu...
YWAM_JP NEWS
YWAM_JP NEWS Mohon Tunggu... Mahasiswa - YW Al Muhajirien Jakapermai

YWAM_JP NEWS adalah blog Bidang Sekretariat Yayasan Waqaf (YW) Al Muhajirien Jakapermai, yang mengelola Sekolah-sekolah Islam Al Azhar di wilayah Jakapermai, Kemang Pratama, Kota Bekasi, dan Grand Wisata, Kabupaten Bekasi. Blog ini berisi tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang dikelola yayasan ini, serta tulisan lepas lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Digital Smart Classroom, Ancaman dan Peluang?

22 Juli 2023   17:55 Diperbarui: 22 Juli 2023   18:01 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Siswa SMA Islam Al Azhar 4 Kemang Pratama)

Faktor-Faktor Pendukung

Pengembangan dan implementasi dari model pembelajaran Digital Smart Classroom tidak bisa tercipta begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor ini berkontribusi dalam mempengaruhi keberhasilan dan efektivitas implementasi teknologi digital dalam pembelajaran. Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi penerapan model pembelajaran Digital Smart Classroom, antara lain :

  • Infrastruktur Teknologi. Faktor utama yang mempengaruhi Digital Smart Classroom adalah ketersediaan dan keandalan infrastruktur teknologi di lingkungan pendidikan. Sekolah harus memiliki akses internet yang cepat dan stabil, sumber daya komputer yang memadai, perangkat lunak pendukung pembelajaran yang efektif, serta perangkat keras seperti proyektor dan layar sentuh. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur teknologi ini akan mempengaruhi kemampuan siswa dan guru untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran.
  • Pelatihan Guru. Guru memainkan peran kunci dalam mengimplementasikan teknologi digital di dalam kelas. Oleh karena itu, pelatihan yang efektif bagi guru sangat penting. Guru harus didukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan perangkat dan perangkat lunak teknologi dalam pembelajaran. Pelatihan tersebut harus meliputi pemahaman tentang cara mengintegrasikan teknologi digital ke dalam kurikulum, cara menggunakan platform pembelajaran online, serta strategi pengajaran yang efektif, dengan menggunakan teknologi digital.
  • Kurikulum yang Relevan. Digital Smart Classroom perlu didukung oleh kurikulum yang relevan dengan anak-anak digital. Kurikulum harus dirancang untuk memanfaatkan keunggulan teknologi digital dan mempromosikan keterampilan yang relevan dengan abad ke-21, seperti keterampilan pemecahan masalah, keterampilan kolaborasi, dan literasi digital. Kurikulum yang menyertakan pembelajaran berdasarkan proyek, penelitian online, atau pemanfaatan sumber daya digital lainnya akan mendorong partisipasi aktif dan kritis siswa dalam pembelajaran.
  • Dukungan Kepemimpinan Sekolah. Dukungan dari kepemimpinan sekolah sangat penting dalam implementasi Digital Smart Classroom. Kepala sekolah harus mengakui nilai dan manfaat teknologi digital dalam pendidikan, serta memberikan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan, baik secara finansial maupun non-finansial. Kepemimpinan sekolah yang mendukung dan berorientasi pada inovasi teknologi akan memfasilitasi adopsi dan pemanfaatan teknologi digital di sekolah.
  • Kesadaran Orang Tua. Peran orang tua juga mempengaruhi penggunaan teknologi digital di kelas. Orang tua yang memiliki kesadaran dan pemahaman tentang manfaat teknologi digital dalam pendidikan akan mendukung penggunaan teknologi ini di rumah dan memberikan dukungan kepada anak-anak mereka dalam memanfaatkannya. Komunikasi dengan orang tua tentang manfaat dan efek penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran juga penting untuk memenangkan kepercayaan mereka dan menghilangkan kekhawatiran yang mungkin muncul.

Faktor-Faktor Penghambat

Meskipun Digital Smart Classroom menawarkan banyak manfaat dan potensi dalam meningkatkan pembelajaran siswa, dalam implementasinya tidak selalu lancar dan dapat dihadapkan pada beberapa tantangan atau hambatan. Beberapa faktor yang dapat menghambat program pembelajaran model Digital Smart Classroom, antara lain:

  • Kurangnya Akses dan Infrastruktur. Salah satu faktor utama yang menghambat adalah kurangnya akses dan infrastruktur teknologi yang memadai. Banyak sekolah atau daerah mungkin tidak memiliki akses yang memadai ke internet yang cepat dan andal. Terbatasnya sumber daya komputer dan perangkat keras seperti proyektor, layar sentuh, atau perangkat lunak pendukung pembelajaran juga menjadi hambatan yang sering dihadapi. Tanpa infrastruktur teknologi yang memadai, implementasi Digital Smart Classroom tidak dapat berjalan dengan lancar.
  • Keterbatasan Pelatihan Guru. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengintegrasikan teknologi digital dalam pembelajaran dapat menjadi penghambat. Guru perlu diberikan pelatihan yang memadai untuk menggunakan perangkat dan perangkat lunak teknologi dengan efektif dalam proses pembelajaran. Kurangnya pelatihan dapat menyebabkan guru merasa tidak percaya diri atau tidak mampu mengintegrasikan teknologi secara maksimal, sehingga potensi Digital Smart Classroom tidak dapat terealisasi sepenuhnya.
  • Ketidakmampuan Mengintegrasikan dengan Kurikulum yang Ada. Digital Smart Classroom yang sukses membutuhkan integrasi yang baik antara teknologi digital dengan kurikulum yang ada. Namun, beberapa sekolah mungkin menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum yang sudah mapan. Kurikulum yang tidak fleksibel atau terlalu padat mungkin membuat sulit bagi guru untuk mengintegrasikan teknologi dengan baik. Pembaruan dan perubahan kurikulum yang diperlukan agar sesuai dengan perkembangan teknologi dapat menghadapi hambatan administratif dan persetujuan.
  • Keterbatasan Dana. Implementasi Digital Smart Classroom membutuhkan investasi yang cukup besar dalam hal infrastruktur, perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan. Keterbatasan dana dapat menjadi penghambat yang signifikan dalam mengadopsi teknologi digital dalam pembelajaran. Banyak sekolah atau daerah mungkin tidak memiliki anggaran yang mencukupi untuk menyediakan sumber daya dan perangkat yang diperlukan. Tanpa dukungan keuangan yang memadai, implementasi Digital Smart Classroom dapat terhambat atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
  • Ketakutan atau Resistensi terhadap Perubahan. Siswa, guru, atau bahkan orang tua mungkin mengalami ketakutan atau resistensi terhadap perubahan yang disebabkan oleh implementasi Digital Smart Classroom. Ketidaknyamanan dengan teknologi, perubahan dalam pengajaran tradisional, atau kekhawatiran tentang keamanan dan privasi dapat membuat beberapa pihak berpikir dua kali tentang adopsi teknologi ini. Sikap yang tidak mendukung atau resistensi terhadap perubahan dapat menjadi penghambat yang signifikan dalam mengimplementasikan Digital Smart Classroom dengan sukses.

Jadi, faktor-faktor seperti kurangnya akses dan infrastruktur, keterbatasan pelatihan guru, ketidakmampuan mengintegrasikan dengan kurikulum yang ada, keterbatasan dana, dan ketakutan atau resistensi terhadap perubahan, dapat menjadi hambatan dalam mengimplementasikan program pembelajaran Digital Smart Classroom. Untuk berhasil mengatasi hambatan-hambatan ini, perlu adanya dukungan dan komitmen dari semua pihak, pelatihan yang memadai, dan alokasi sumber daya yang cukup untuk memastikan keberhasilan program pembelajaran Digital Smart Classroom berjalan secara efektif. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 22 Juli 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun