Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki berbagai keanekaragaman suku, budaya, dan agama. Keberagaman ini seharusnya menjadi ciri khas, identitas, dan juga semboyan negara yang kita anut yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Tetapi Keanekaragaman ini seringkali dimanfaatkan sebagai pemicu berbagai konflik dan pertentangan yang menyangkut SARA. Hal ini dapat memecah integrasi nasional jika tidak diatasi dengan segera. Isu politik juga seringkali disangkutpautkan dengan agama dan ras untuk kepentingan politik semata.Â
Pemerintah harus bertindak tegas kepada masyarakat yang bersikap intoleran dan radikal yang dapat mengancam persatuan bangsa Indonesia dan memecah belah rakyatnya. Mewujudkan integrasi nasional bukanlah hal yang mudah. Selain usaha pemerintah, kita juga harus memulai mewujudkan dan melestarikan integrasi nasional dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Integrasi fungsional dapat menjadi solusi bagi keanekaragaman di Indonesia. Integrasi fungsional adalah bentuk integrasi yang terbentuk karena adanya fungsi-fungsi dalam masyarakat.Â
Integrasi ini mengedepankan fungsi dari masing-masing suku yang ada. Setiap suku memiliki keahliannya masing-masing dalam bidang tertentu misalnya suku Bugis pandai melaut difungsikan sebagai pelaut yang menyediakan hasil laut dan suku Tionghoa pandai berdagang yang menjual hasil laut. Dengan ini integrasi nasional dapat tercipta karena setiap suku sudah memiliki keahliannya masing-masing.Â
Integrasi fungsional bisa menjadi solusi baru untuk mewujudkan integrasi nasional, karena semboyan Bhinneka Tunggal Ika seringkali tidak dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia dan hanya menjadi semboyan biasa. Akhir kata, semoga integrasi nasional bisa terus tercipta agar NKRI tidak terpecah belah dan tetap menjadi negara yang kaya akan budaya dan masyarakat yang bertoleransi akan keanekaragaman budaya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H