Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Srikandi Hebat di SMK

2 Maret 2017   21:05 Diperbarui: 2 Maret 2017   22:04 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah lelah berjibaku selama 4 hari dengan perangkat asesmen di Tempat Uji Kompetensi (TUK) , saya menyempatan diri untuk refreshing berjalan-jalan di sekitar sekolah.  Sekolah saya adalah SMK kelompok teknologi dan rekayasa.  Langkah saya tiba-tiba terhenti, saat dihadapan saya ada beberapa orang peserta sedang asik bekerja. Mereka sudah dipastikan  peserta didik  program studi bangunan kelas XII  yang sedang melakukan Uji Kompetensi Kejuruan (UKK) .

Rasa takjub saya terhadap salah satu peserta didik ternyata adalah perempuan, lengkap dengan hijab yang digunakannya. Dia bekerja layaknya peserta didik laki-laki bekerja. Sekilas tidak ada dibedakan. Mereka mempunyai peran yang sama. Mungkin pemandangan yang sudah biasa jika pekerjaan ini dilakukan oleh laki-laki.  Mereka sama kuatnya seperti laki-laki. mereka melakukan pekerjaan Seperti mendorong gerobak yang berisi pasir, semen, dan  batu kerekel .   mereka juga melakukan pengadukan campuran  material dan  semen, memasang batu, membuat kerangka besi, kerangka coran dan pekerjaan lainnya.

Kalau dibandingkan dengan sikap perempuan yang sehari-hari cenderung dengan sikap feminimnya, lemah gemulai, lembut , suka dandan, tentu pekerjaan ini berlawanan  sekali dengan keseharian wanita. Namun mereka memilih prodi ini sudah berdasarkan alasan yang sangat kuat. Mereka sudah tahu dunia kerja yang akan mereka alami identik dengan dunia laki-laki, dan sebagian besar pekerjaannnya di luar ruangan (outdoor) dan identik dengan pekerjaan berkotor-kotor.

Kalau dilihat di SMK- SMK teknologi maupun diperguruan tinggi, peminat  Prodi bangunan khusus  bagi perempuan jumlahnya sangat sedikit, hal ini disebabkan  Karena ketidaktahuan mereka akan seluk beluk jenis pekerjaan di Prodi bangunan.  Sekilas orang beranggapan bahwa prodi bangunan di SMK hanya akan mencetak dan melahirkan tukang bangunan.  Kenapa juga harus sekolah 3 atau 4 tahun  tahun, toh banyak kok kuli-kuli di negeri ini tidak tamat SD dan mereka bisa belajar otodidik melalui kuli bangunan lain.   Kalau anggapan masyarakat seperti itu, tentu saja Prodi bangunan sangatlah tidak cocok untuk peserta didik perempuan.

Kalau ada masyarakat yang mempunyai pandangan seperti itu, hal yang wajar-wajar saja, karena mungkin mereka belum memahami kompetensi apa saja yang ada di Prodi bangunan di SMK. Mari kita lihat ada beberapa keahlian yang ada di Prodi bangunan SMK, diantaranya adalah: Konstruksi batu dan beton, konstruksi bangunan, konstruksi gambar bangunan, perkayuan, bangunan gedung, bangunan air. 

Lantas setelah lulus SMK , produk SMK ini mau jadi apa?, banyak peluang yang ditawarkan seperti: 

  1. Tenaga pelaksana bangunan, yang bertugas untuk mengarahkan tukang bangunan dan mengaplikasikan gambar kedalam pelaksanaan pekerjaan bangunan.
  2. Sebagai tenaga drafter: yang bertugas untuk menggambar shop drawing atau pedoman pelaksanaan

  3. Sebagai tenaga Quantity surveyor: bertugas menghitung volume dan kebutuhan material bangunan

  4. Quality qontrol bertugas untuk pengontorlan dan pengecekan pelaksanaan pembangunan agar menghasilkan produk bangunan yang sesuai standar

  5. Pengendalian proyek: bertugas membuat Rencana Anggaran Biaya ABngunan (RAB) untuk menghitunag rencana anggaran biaya pelaksanaan

  6. sebagai tenaga logistik proyek, bertugas untuk mengadakan pembelian dan drop material. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun