Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Danau Kembar, Sumber Nutrisi Paru-paru

6 Februari 2018   20:34 Diperbarui: 6 Februari 2018   21:13 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokumen pribadi

Jalanan terjal dan berliku dilewati , demi untuk men dapatkan kualitas udara pegunungan yang lebih sehat, segar dan membuat tentram jiwa dan raga.

Setelah mobil di parkir di halaman pabrik teh, kaki saya sudah tidak sabar lagi untuk berlari ke kebun teh. Saya menyusuri kebun teh sambil menghirup udara segar dan bersih agar oksigen lebih banyak masuk ke tubuh. Kemudian secara perlahan lahan di lepaskan keluar.

Walau ranting-ranting teh kering yang berserakan di tanah, tidak menghalagi saya untuk bisa memcapai ke tengah perkebunan. Layakanya seperti orang tua zaman now, sambil menikmati udara bersih saya juga mencari spot untuk mendapatkan foto-foto terbaik.

Saat asik-asiknya menikmati udara pegunungan di perkebunan teh, kami di panggil oleh supervisor pabrik. Itu pertanda kami akan diajak berkeliling untuk mempelajari proses pengolahan daun teh. Ternyata daun teh yang ada di daerah ini adalah menghasil daun teh hitam yang akan di ekspor ke luar negeri.

Lelah berkeling pabrik, disertai dengan perut sudab mulai keroncongan, itu pertanda jam makan siang sudah dekat. Saya lirik arloji di tangan tern yata sudah menunjukan angka 13 siang. Pantas cacing-cacing di perut tidak mau diajak kompromi.

Kemudian kami menuruni daerah perkebunaN teh untuk shalat zuhur dan makan siang.

MASJID Ummi jadi target kami, masjid mungil namun sangat indah dan sangat bersih. Saya melihat sebuah prasasti di depan masjid , ternyata prasasti peresmian masjid ditanda tangani oleh bapak Gamawan Fauzi. Entahkah beliau yang mewakafkan masjid ini untuk masyarakat atau tidak itu tidak penting. So pasti masjid ini akan selalu dibanjiri oleh jamaah yang berwisata ke daerah ini. Apalagi dekat dengan danau kembar.

danau-2-5a79b7d8ab12ae196a6ccec2.jpg
danau-2-5a79b7d8ab12ae196a6ccec2.jpg
Sumber foto: dokumen pribadi

Nah.. Danau kembar ini adalah destinasi saya dan rombongan setelah pabrik teh. Sebelum turun dan menikmati danau kembar kami menikmati makan siang di warung ya g berdiri di dekat danau kembar.

Baru saja turu dari mobil, saya kaget dengan udara ya g sangat dingin menyapu wajah saya, padahal siang itu matahari bersinar terang. Udara yang sangat dingin membuat saya tidak berani untuk menikmati makan siang di luar restoran yang menghadap ke pinggiran danau. Akhirnya memutuskan untuk tetap duduk di dalam restoran.

Selesai makan siang kami tak sabaran lagi untuk turun ke danau kembar. Sayang sekali kami hanya bisa menikmati danau di atas saja. Sedangkan danau di bawah kami tidak ada waktu lagi saat itu untuk berkunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun