Mohon tunggu...
Yuzarzif Muthahari
Yuzarzif Muthahari Mohon Tunggu... -

Melawan dengan pena!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mewaspadai Sosok Kekuatan di Belakang ASS dalam Pilgub Sulsel?

7 November 2017   10:24 Diperbarui: 7 November 2017   10:33 5461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Logika  politik yang ditunjukan NA sangat tidak masuk akal. Setelah sebelumnya  NA mendeklarasikan diri maju bersama Tanribali Lamo (TBL) di Rumah  Perjuangan Sang Pengabdi, Jalan Haji Bau, Makassar. NA dan TBL selalu  tampil bersama hampir di setiap momen untuk menunjukan bahwa mereka  telah yakin bersama. Bahkan hampir di semua kesempatan keduanya selalu  saling memuji. Di kalangan Relawan NA-TBL pasangan ideal,  birokrat-teknokrat, akademisi-praktisi, sipil-militer. Bahkan slogan  'NA-TBL Harga Mati!' kerap kali didengungkan oleh Relawan saat ada isu  yang berhembus NA akan memilih berpasangan dengan selain TBL.

Di  kesempatan yang lain, NA menjanjikan beberapa kali akan deklarasi.  Akhir April, selepas ramadhan dan terkahir pertengahan september. Hanya  saja, apa yang disebut NA sebagai 'tukar cincin' atas komitmennya dengan  TBL rupanya kebohongan belaka. Memasuki Oktober, NA membuat pengumuman  yang mengejutkan. Keputusan siapa wakilnya diserahkan ke Partai. 'NA-TBL  Harga Mati!', rupa-rupanya hanya retorika belaka. NA melempem dari  komitmen awal akan bersama TBL, bahkan jikalaupun harus tak maju sesuai kata NA dulu. Apakah  karena sebuah ambisi?

Munculnya nama  Andi Sudirman Sulaiman (ASS) membuat sebagian Simpatisan dan Relawan  sontak. Ada apa gerangan? Siapa orang yang diumumkan namanya ini?

Alasan  NA untuk meninggalkan TBL atas alasan elektabilitas Sang Jenderal yang  minim sangat bertentangan dengan terpilihnya ASS mendampinginya. ASS tak  pernah masuk dalam survei yang diumumkan berbagai Lembaga Survei di  Pilgub Sulsel.

Lalu siapakah gerangan ASS ini?

Belakangan  terungkap, ASS adalah adik kandung Menteri Pertanian, Andi Arman  Sulaiman. Publik pun tahu, Andi Amran Sulaiman adalah Menteri aktif era  Pemerintahan Jokowi. Amran masuk jajaran Kabinet lewat usulan dari  Partai Perjuangan Indonesia Perjuangan (PDIP) setelah sebelumnya  ikut aktif dalam suksesi pemenangan Jokowi-JK di Sulsel. Amran adalah  orang PDIP meskipun secara pribadi tidak masuk dalam struktur  Kepengurusan.

Status ASS sebagai adik  Menteri besutan PDIP semakin jelas saat secara 'live' di layar kaca  Televisi diumumkan usungan Pasangan Kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur  Sulawesi Selatan oleh Ibu Megawati SP. NA yang tampil mengenakan baju  merah bermotif dan ASS kemeja nuansa merah muda maju menerima  Rekomendasi Usungan PDIP setelah sebelumnya harus mencium tangan Ketua  Partai berlambang Banteng itu.

Hal yang  menarik yang perlu dicermati adalah isi pidato Ibu Megawati SP. Ia  menggambarkan bagaimana situasi Partai besutannya itu di Sulsel dengan  frasa 'sakit perut'. Di kalimat selanjutnya dengan sangat jelas Ibu  Megawati menyampaikan bahwa NA-ASS yang diusung oleh PDIP akan mendapat  tugas memenangkan PDIP di Sulsel. Secara implisit ini meyakinkan publik  bahwa NA-ASS punya komitmen kuat kepada PDIP untuk mendapatkan  Rekomendasi usungan tersebut. NA-ASS adalah Petugas Partai Banteng.

Tapi, hal yang lebih menakutkan dari itu adalah 'Siapa sebenarnya yang ada di balik ASS ini?'

Kenapa  sosok ASS yang tak pernah terdengar sebelumnya bisa menggeser TBL dan  sejumlah nama pendamping yang diisukan bersama NA, termasuk deretan nama  Pimpinan Partai tingkat Daerah semisal Ni'matullah dan Idris  Manggabarani. Secara hitungan Ni'matullah ataupun IMB punya polularitas  yang bisa mendongkrak elektabilitas, tidak sebagaimana TBL yang dianggap  gagal oleh NA.

Bahkan yang sangat aneh  adalah konflik internal yang terjadi di PAN. Dimana Pengurus Wilayah  tak bergeser sedikitpun dari komitmennya tetap mengusung IYL-Cakka  sebagaimana keputusan awal dari DPP. PAN Akhirnya kini juga mengingkari komitmen yang selalu dibicarakannya di depan publik. Kekuatan apakah gerangan yang  membuat DPP PAN merubah arah layarnya untuk mengabaikan Surat  Rekomendasi yang sudah dikeluarkan sebelumnya? Apakah basis massa  kekuatan klan YL tidak cukup kuat menjadi alasan PAN beralih haluan?  Sangat memungkinkan ada kekuatan besar yang bermain di balik ASS  sehingha PAN akhirnya dipaksa merapat membawa rekomendasi meskipun  antara DPP dan DPW tak selaras. Gerangan apa membuat DPP PAN mengabaikan  suara dari DPW PAN di Sulsel yang justru akan terlibat langsung di  Pilgub Sulsel?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun