Tak mau disebut sebagai Pengkhianat, Nurdin Abdullah menegaskan dirinya bukan tipe pengkhianat. NA bahkan menyatakan bahwa keputusannya yang merubah pasangan dari TBL ke ASS adalah kehendak Tuhan. NA berdalih bahwa status orang tunangan saja bisa pisah. Sehingga dirinya dan TBL pun baginya dianggap wajar jika tak bersama.Â
Namun, dari pengakuan NA untuk membela diri itu justru menjadi bukti bahwa NA benar-benar plin-plan dalam komunikasi politiknya. Hal itu disebabkan beberapa waktu lalu NA malah menyebut dirinya sudah tukaran cincin yang dalam budaya bugis sudah sampai pada wilayah pembulatan keputusan (mappettu' ada). (Tukar Cincin NA Berat Tinggalkan TBL)
Ketidak sinkronan ucapan NA dengan fakta yang ada sebenarnya juga terjadi saat NA menyebut bahwa pilihannya pada ASS atas sepengetahuan TBL. TBL lah yang dianggap mempertemukan keduanya. Hanya saja, kebohongan NA terbongkar saat sebuah wawancara dengan ASS berlangsung. ASS yang mendampingi NA malah mengaku tidak kenal dengan Pak TBL. Bahkan ASS mengaku baru dalam dunia politik dan menganggap bahwa itu hanya bunga-bunga kehidupannya. Artinya ASS menganggap keputusannya maju mendampingi NA sebagai penghias hidupnya saja. Lalu benarkah ASS bisa bekerja membenahi Sulsel? (ASS Mengaku Tak Kenal TBL)
Untuk memperkuat pembelaannya, NA seolah-olah ingin menyalahkan orang lain yang dianggap sebagai sosok yang menjadikan paket NA-TBL.
"Saya dengan TBL dijodohkan dengan pak Amin Syam. Penghulunya saja sudah beralih mendukung kandidat lain," seloroh NA. NA rupa-rupanya lupa bahwa beralihnya Bapak Amin Syam darinya karena keputusannya yang telah meninggalkan TBL terlebih dahulu. Tentu Amin Syam yang dalam pandangan NA selaku Penghulu dirinya dengan TBL tidak menerima jika orang yang membuat komitmen itu melupakan komitmennya dan meninggalkan pasangannya. Sehingga sudah sepatutnya jika Amin Syam marah dan meninggalkan NA.
Kebohongan-kebohongan dari komunikasi politik NA rasanya sudah berderet panjang. Janji akan deklarasi dengan Pak TBL sudah berulang kali disampaikan namun selalu gagal. Komitmennya untuk berjuang mengembalikan kejayaan Sulsel pun semakin diragukan. NA seakan telah menjelma tokoh penuh ambisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H