Mohon tunggu...
Yuyun Ukhriana
Yuyun Ukhriana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Universitas Indonesia

matilah sebagai penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Balada Perjudian Indonesia, Dilegalkan Era Soeharto Sampai Puncak Transaksi 200 T di Era Jokowi

18 Oktober 2023   14:05 Diperbarui: 18 Oktober 2023   17:29 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Magnis Suseno mengatakan, bahwa cacat sosial utama masyarakat Indonesia adalah Judi. Pernyataan tersebut ditulis dalam karangannya pada tahun 1993, setelah judi di Indonesia mendapat legalisasi dari tahun 1960-an dan akan menemui titik akhirnya ditahun itu.

namun, kita bisa melihat tahun 2023 pernyataan tersebut masih relevan jauh melintang 7 generasi presiden berikutnya.

sejarah mencatat, di era kepemimpinan Soekarno lah sebagai permulaan judi dihalalkan secara nasional dengan dibungkus gerakan sosial. Meski begitu, kita tidak bisa menampik bahwa budaya judi di Indonesia lahir pada masa kolonial. Belanda membudayakan judi sebagai ajang hiburan dan berkumpul. Namun, kegiatan tersebut berlanjut dimasyarakat daerah kita.

Program Judi era Soekarno 

kala itu, program yang dibawa Soekarno adalah undian berhadiah yang dikelola oleh Yayasan Rehabilitasi Sosial, yaitu yayasan yang didirikan pemerintah sebagai pengelola. jelas, ini adalah skema monopoli perjudian Pemerintah.

Soekarno menyadari bahwa judi begitu berpotensi merusak moral, maka pada tahun 1965 beliau menghentikan seluruh aktivitas perjudian dengan mengeluarkan surat keputusan presiden no 113 tahun 1965 .

pada masa orde baru keputusan pelarangan perjudian dikuatkan dengan menerbitkan undang-undang nomor 11 tahun 1974. namun fakta di lapangan jauh berbeda, judi masih beredar diderah-daerah. situasi ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang berkuasa.

Judi Penolong uang Pembangunan Negara

saat itu melalui Badan Usaha Undian Harapan membuat program SDSB (1978) kepanjangan dari Sumbangan Dana Sosial Berhadiah. fungsinya untuk dana pembangunan dan sosial namun dibalik program fundraising ini, tidak ada kejelasan pertanggung jawaban rinci kepada masyarakat atas penggunaan dana. Masyarakat hanya tau bahwa dana tersebut disalurkan kepada Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan sosial.

kesuksesan SDSB mencapai 1 Triliun saat itu dimanfaatkan pemerintah melalui Departemen Sosial mewacanakan judi lainnya bernama Porkas (pekan olahraga ketangkasan) fundraising undian yang ditujukan untuk kegiatan olahraga sistemnya sama persis dengan SDSB.

foto spanduk porkas yang ditempel di ruko penjualan tiket. (Program judi ke dua Posrkas) @historia/id
foto spanduk porkas yang ditempel di ruko penjualan tiket. (Program judi ke dua Posrkas) @historia/id

sistem judi yang ditawarkan adalah undian, dengan membeli nomor yang harga nya bervariasi. nomor yang dibeli dikirimkan dari gerai ke pusat untuk diundi dan diumumkan satu minggu sampai satu bulan sekali pemenangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun