2. Perencanaan dan Penyusunan:
     Penyusunan Kerangka: Buat kerangka buku ajar yang jelas dan terstruktur, mulai dari pendahuluan, isi, hingga penutup.
     Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd menekankan pentingnya kerangka buku ajar yang terstruktur dan komprehensif. Kerangka ini              menjadi panduan utama dalam proses penulisan, memastikan alur materi yang logis dan mudah diikuti oleh pembaca. Adapun           kerangka buku ajar yang beliau sarankan mencakup beberapa elemen penting, yaitu:
- Latar Belakang: Bagian ini menjelaskan alasan mengapa buku ajar ini ditulis. Latar belakang dapat berisi analisis kebutuhan pembaca, permasalahan yang ada, atau urgensi materi yang dibahas.
- Tujuan: Tujuan penulisan buku ajar harus dinyatakan secara jelas dan spesifik. Tujuan ini mengarah pada kompetensi apa yang ingin dicapai oleh pembaca setelah mempelajari buku ajar tersebut.
- Cakupan Buku: Cakupan buku menjelaskan batasan materi yang akan dibahas. Hal ini penting agar pembaca memahami apa yang akan mereka pelajari dan tidak mengharapkan informasi yang di luar cakupan tersebut.
- Penentuan Judul: Pilih judul yang menarik, relevan, dan menggambarkan isi buku ajar.
- Target Pembaca: Pastikan buku ajar sesuai dengan target pembaca, baik dari segi usia, tingkat pendidikan, maupun gaya belajar.
3. Penulisan Naskah:
Menulis dengan Gaya Bahasa yang Menarik
Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd menekankan bahwa gaya bahasa dalam penulisan buku ajar memiliki peran penting dalam menarik minat dan memudahkan pemahaman pembaca. Gaya bahasa yang menarik tidak berarti harus berlebihan atau terlalu metafora. Namun, gaya bahasa yang baik mampu membuat materi yang kompleks menjadi lebih mudah dicerna dan  membuat pembaca merasa tertarik untuk terus membaca. Oleh karena itu, dalam menulis buku ajar, Dr. Mudafiatun Isriyah menyarankan untuk menggunakan bahasa yang jelas, lugas, dan sesuai dengan target pembaca. Selain itu, penggunaan contoh-contoh yang relevan, ilustrasi yang menarik, serta gaya bahasa yang sesuai dengan kaidah tata bahasa dan tidak terkesan menggurui juga dapat membuat buku ajar menjadi lebih hidup dan interaktif. Dengan gaya bahasa yang menarik, buku ajar tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga menjadi teman belajar yang menyenangkan bagi pembaca.
4. Revisi dan Penyuntingan
- Baca Ulang Naskah: Lakukan proses membaca ulang dan koreksi terhadap naskah yang telah ditulis.
- Perbaikan Tata Bahasa: Perbaiki kesalahan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca.
- Uji Coba: Jika memungkinkan, lakukan uji coba kepada beberapa peserta didik untuk mendapatkan umpan balik.
5. Penerbitan:
- Pilih Penerbit yang Tepat: Pilih penerbit yang memiliki reputasi baik dan sesuai dengan jenis buku ajar Anda.
- Proses Penyuntingan Penerbit: Penerbit biasanya akan melakukan proses penyuntingan untuk memastikan kualitas buku ajar.
- Desain dan Tata Letak: Perhatikan desain dan tata letak buku agar menarik dan mudah dibaca.
Clossing Statement
"Sebagai penutup materi mengenai penulisan buku ajar, kita bisa menekankan pentingnya buku ajar dalam proses pendidikan. Buku ajar bukan hanya sekadar materi tertulis, tetapi juga sarana untuk mengkomunikasikan pengetahuan secara efektif kepada siswa. Dengan memahami langkah-langkah penulisan yang baik, mulai dari perencanaan, pengorganisasian isi, hingga penyesuaian dengan kebutuhan pembelajaran, kita dapat menghasilkan buku ajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik dan mudah dipahami."
Penting untuk selalu menyesuaikan buku ajar dengan konteks dan karakteristik siswa, serta memastikan bahwa buku tersebut mampu menjadi alat yang mendukung perkembangan kompetensi siswa. Sebagai penulis, kita juga harus terus meningkatkan kualitas dan inovasi dalam penulisan untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang dinamis.