PendahuluanÂ
Hadits "Al-Kalamu du'a" Â yang artinya "Ucapan itu adalah doa" diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Hakim dari Abu Hurairah RA.Â
Setiap kata yang kita ucapkan adalah benih yang kita tanam dalam alam semesta. Konsep "ucapan itu adalah doa" mengajarkan kita bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk membentuk realitas kita. Layaknya mantra yang menggetarkan alam semesta, kata-kata kita dapat menarik energi positif atau negatif, bergantung pada vibrasi yang kita pancarkan.
Dalam berbagai tradisi spiritual, doa bukan hanya sekadar permohonan kepada Tuhan, tetapi juga merupakan ungkapan niat dan harapan kita. Konsep "ucapan itu adalah doa" memperluas pemahaman kita tentang doa. Setiap kata yang kita ucapkan, baik dalam bentuk permohonan, afirmasi, maupun percakapan sehari-hari, adalah bentuk doa yang kita panjatkan kepada diri sendiri dan alam semesta.
Pikiran manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk membentuk realitas. Kata-kata yang kita ucapkan adalah cerminan pikiran kita. Konsep "ucapan itu adalah doa" sejalan dengan prinsip psikologi bahwa pikiran positif dapat menarik pengalaman positif. Dengan kata lain, apa yang kita ucapkan akan mempengaruhi pikiran kita, dan pada akhirnya akan membentuk tindakan dan hasil yang kita capai.
Konsep Bahasa Berenergi
Raymond Birdwhistle (dalam Oswald, 2009) menemukan fakta ilmiah kalau kesuksesan  hidup berasal dari kemampuan membuat diri sendiri mengerti apa yang ia tulis dan ceritakan. Secara teoritis, jika suatu realitas dibahasakan secara positif, sesuai dengan prinsip pikiran bawah sadar yang tak punya logika, maka pesan atas realitas itu akan berenergi positif.
Raymond menemukan relasi kebiasaan menulis pesan negatif yang berenergi rendah ternyata berbeda dengan pesan positif berenergi tinggi. Dengan membiasakan berbahasa positif bukan saja menambah relasi yang lebih baik. Pesan yang disampaikan pun lebih kuat.
Dari penjelasan di atas, konsep bahasa berenergi positif yang dikemukakan oleh Raymond Birdwhistle memiliki beberapa poin penting:
- Pentingnya Pemahaman Diri: Kemampuan untuk memahami apa yang kita tulis dan ceritakan adalah fondasi kesuksesan. Ini menandakan adanya keselarasan antara pikiran dan tindakan.
- Pengaruh Bahasa terhadap Pikiran Bawah Sadar: Bahasa yang kita gunakan, terutama yang bersifat positif, memiliki kekuatan untuk memengaruhi pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar ini, yang tidak memiliki logika, akan merespons dan mewujudkan pesan yang kita berikan.
- Koneksi antara Bahasa Positif dan Energi: Bahasa positif dianggap memiliki energi yang lebih tinggi dibandingkan bahasa negatif. Energi positif ini dapat meningkatkan kualitas hubungan interpersonal dan membuat pesan kita lebih berdampak;
- Kebiasaan Membentuk Realitas: Dengan membiasakan diri menggunakan bahasa positif, kita secara tidak langsung membentuk realitas yang lebih positif dalam hidup kita.Â
Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Konsep ini memiliki implikasi yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Komunikasi: Bahasa positif dapat meningkatkan kualitas komunikasi kita dengan orang lain, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional.
- Motivasi: Dengan menggunakan bahasa yang memotivasi diri sendiri, kita dapat meningkatkan semangat dan produktivitas.
- Pencapaian Tujuan: Bahasa positif dapat membantu kita fokus pada tujuan dan mengatasi tantangan dengan lebih baik.
- Kesehatan Mental: Bahasa positif dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan mental dengan mengurangi stres dan kecemasan.
Contoh Penerapan
- Alih-alih: "Saya tidak bisa menyelesaikan tugas ini."Lebih baik: "Saya akan mencari cara terbaik untuk menyelesaikan tugas ini."
- Alih-alih: "Saya selalu gagal dalam ujian."Lebih baik: "Saya akan belajar lebih giat agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik pada ujian berikutnya."
- Alih-alih: "Dia pasti membenci saya."Lebih baik: "Saya akan mencoba untuk memahami sudut pandangnya."