Pendahuluan
Senja, waktu di mana hari mulai meredup dan langit berganti warna menjadi perpaduan merah, jingga, dan ungu yang memukau. Momen ini tak hanya menyuguhkan keindahan visual yang memikat, tetapi juga mengundang beragam emosi dan refleksi. Dalam antologi ini, lukisan senja akan menjadi kanvas bagi kata-kata yang terinspirasi dari keindahan alam semesta. Melalui rangkaian akrostik, setiap huruf akan menjadi pintu gerbang menuju eksplorasi perasaan, pikiran, dan pengalaman pribadi yang terhubung dengan senja.
Lukisan senja, dengan segala nuansa warnanya yang lembut dan gradasi cahaya yang memikat, selalu menjadi sumber inspirasi bagi para seniman. Dalam antologi ini, lukisan senja tidak hanya dipandang sebagai objek keindahan, tetapi juga sebagai medium untuk mengekspresikan diri. Melalui akrostik, setiap huruf akan menjadi kuas yang melukiskan perjalanan kreatif penulis dalam menangkap dan mengolah keindahan senja menjadi karya sastra yang unik.
Senja, sebagai peralihan dari siang ke malam, seringkali dimaknai sebagai simbol perubahan, perpisahan, atau harapan baru. Dalam antologi ini, lukisan senja akan menjadi metafora bagi berbagai peristiwa dan pengalaman hidup. Melalui akrostik, setiap huruf akan mengungkap makna simbolik yang terkandung dalam senja, serta refleksi penulis tentang kehidupan dan perjalanan waktu.
Proses penerbitan buku antologi kedua dengan judul "Akrostik Lukisan Senja" difasilitasi oleh Dandelion Publisher dengan editor bunda Patimah, S.Pd., M.M.
Pengertian Puisi Akrostik
Bersumber dari situs Balai Bahasa Jateng Kemdikbud, pengertian puisi akrostik adalah salah satu bentuk puisi yang huruf awal dan akhir setiap larik dapat dibaca secara vertikal membentuk kata atau kalimat tertentu. Pemilihan kata tersebut daoat ditentukan bebas.
Menurut Kartini dalam buku puisi Akrostik : "Cara Mudah Membuat Puisi "oleh Eka Maharani Putri, akrostik berasal dari bahasa YUnani yaitu akrosstichis yang berarti sajak dengan huruf awal baris menyusun sebuah kata atau kalimat.
Ciri-ciri Puisi Akrostik
- Huruf awal setiap baris membentuk suatu kata atau kalimat yang dapat dibaca secara vertikal.
- Memiliki pola rima dan jumlah baris yang bebas atau bervariasi.
- Setiap huruf awal ditulis dengan huruf kapital.
- Isi puisi menjelaskan atau mendeskripsikan makna kata yang terbentuk dari huruf awal baris.
- Adanya keterkaitan antara judul puisi dengan pola kata-kata atau kalimat yang terbentuk.
- Pola kata dan isi puisi harus saling berhubungan.
Langkah-langkah Membuat Puisi Akrostik
- Menentukan judul puisi : bisa menggunakan kata-kata yang  familiar atau sering digunakan. Kata tersebut nantinya akan disusun pada awal baris.
- Mengurutkan judul secara vertikal : Setiap huruf dari kata tersebut pada judul puisi sebagai huruf awal pada setiap larik atau barisnya secara vertikal.
Menulis Larik Puisi