Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Emas di Balik Kerikil : Menemukan Hikmah dalam Kesulitan

23 Desember 2024   13:20 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:20 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pendahuluan

Pernahkah Anda merasa terjebak dalam situasi yang sulit dan bertanya-tanya, "Mengapa hal ini harus terjadi pada saya?" Kesulitan memang tak terhindarkan dalam hidup. Namun, di balik setiap cobaan yang berat, tersimpan emas murni berupa pelajaran berharga. Ibarat kerikil yang menghalangi aliran sungai, kesulitan justru memaksa kita untuk mencari jalan alternatif, yang pada akhirnya mengarah pada penemuan sumber mata air yang lebih jernih.

Kesulitan seringkali menjadi katalisator pertumbuhan pribadi. Ketika dihadapkan pada tantangan, kita dipaksa untuk keluar dari zona nyaman dan mengembangkan kemampuan baru. Kegagalan, misalnya, bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah pembelajaran. Dari kegagalan, kita dapat belajar dari kesalahan, menemukan strategi yang lebih baik, dan membangun ketahanan mental yang lebih kuat.

Selain itu, kesulitan juga dapat mempererat hubungan kita dengan orang lain. Ketika kita berbagi beban dengan orang terdekat, kita akan merasakan dukungan dan empati yang tulus. Hal ini dapat memperkuat ikatan emosional dan memperkaya makna hidup kita.

Batu loncatan seringkali tersembunyi di balik kata-kata kasar. Kritik yang pedas, meski datang dari tempat yang tak terduga, adalah peluang untuk menggali emas kebenaran yang terpendam dalam diri. Mari jadikan suara sumbang itu sebagai simfoni perubahan, dan buktikan bahwa kematangan sejati terletak dalam kemampuan menerima serta memperbaiki diri.

Hidup adalah sebuah sekolah terbesar di mana setiap hari kita diberikan pelajaran berharga. Pelajaran-pelajaran ini tidak hanya datang dari buku, guru, atau orang tua, tetapi juga dari setiap peristiwa yang kita alami, orang-orang yang kita temui, dan bahkan hal-hal kecil yang sering kita abaikan. Hikmah adalah inti dari pelajaran-pelajaran tersebut, sebuah pemahaman yang mendalam dan bijaksana tentang kehidupan.

Mengapa Kita Perlu Mengambil Hikmah?

 Dengan mengambil hikmah, kita dapat terus belajar dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Kesalahan menjadi peluang untuk memperbaiki diri, keberhasilan menjadi motivasi untuk mencapai lebih tinggi. Kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Dengan mengambil hikmah dari kesulitan, kita dapat membangun ketahanan mental yang kuat untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Memahami sudut pandang orang lain dan belajar dari pengalaman mereka dapat memperkuat hubungan kita dengan sesama.

Dengan merenungkan hikmah dari berbagai peristiwa, kita dapat menemukan makna hidup yang lebih dalam dan tujuan yang ingin kita capai.

Dari Mana Kita Bisa Mengambil Hikmah?

Imam Ali r.a. berkata : " khudzil hikmata wa lau min ayyi wi'ain kharajat" yang artinya :"ambillah kebijaksanaan itu darimanapun asalnya". Sadar ataupun tidak kita sering terjebak dalam ego diri sendiri. Saat kita mendapat kritik dari anak kecil misalnya, terkadang tidak begitu dihiraukan. Inilah yang menjadi penghalang untuk lebih berkembang dan bangkit dari keterpurukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun