Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wacana Revitalisasi Kereta Api Rancaekek-Tanjungsari Sumedang: Solusi Atasi Kemacetan dan Tingkatkan Konektivitas

19 Oktober 2024   19:19 Diperbarui: 20 Oktober 2024   04:24 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan 

Naik kereta api tut...tut...tut...

Siapa hendak turut

Ke Bandung-Surabaya

Bolehlah naik dengan percuma.

Ini adalah sebait lagu anak-anak yang kerap dinyanyikan di Taman Kanak-Kanak untuk tema tranportasi. Betapa serunya naik kereta api.

Namun untuk di  jantung Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tersembunyi sebuah kisah bisu yang terukir dalam batu bata dan rel-rel usang. Staats spoorwegen Tanjungsari, saksi bisu masa lalu kolonial Hindia Belanda, kini tengah bersiap untuk kembali menggemakan kisah kejayaannya. Namun ini baru sebuah wacana. Namun rumah-rumah tinggal di pinggir jalan SS (Staats spoorwegen) sudah banyak yang dibongkar dan ditinggalkan pemiliknya karena sudah ada patok biru yang artinya sudah mendekati pelaksanaan program yang entah berapa tahun lagi dan masih banyak pula yang berdiri kokoh karena mungkin mereka belum mendapat lokasi untuk tempat tinggal yang baru. Kami hanya merindukan suasana kisah lokomotif melintas di wilayah tempat tinggal kami.

Lahirnya Rangkaian Besi di Tanah Pasundan

Pada masa penjajahan Belanda, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama. Jalur kereta api, sebagai urat nadi perekonomian, pun dibangun merambah ke berbagai wilayah, termasuk Tanjungsari. Stasiun Tanjungsari, yang kala itu masih bernama Stasiun Tanjong Sari, didirikan dengan tujuan utama mengangkut hasil perkebunan dari kawasan Jatinangor yang subur.

Perkebunan teh, kopi, dan kina tumbuh subur di tanah Jatinangor. Hasil panen yang melimpah kemudian diangkut dengan kereta api menuju pelabuhan untuk diekspor ke berbagai penjuru dunia. Stasiun Tanjong Sari menjadi pusat aktivitas yang sangat sibuk, menyaksikan lalu lalang gerbong-gerbong penuh muatan dan para pekerja yang hilir mudik. 

Kemunduran dan Keheningan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun