Kakek, engkau bintang di malam kelam
Cahaya benderang, menghangatkan jiwa
Kini bintang itu redup, perlahan sirna
Doa mengalir, memohon ampunan-Nya
Tangan ini tak kuasa menghapus derita
Hanya air mata yang setia menemani
Kuharap Allah memberi yang terbaik
Dan kau melewatinya dengan ikhlas
Di ranjang sepi, tubuhmu lemah lunglai
Napas terengah, mata redup tak bercahaya
Dulu kau pahlawan, kini kau terbaring lesu
Mengingat kenangan indah, hatiku pilu
Tanganmu yang kasar, dulu membelai lembut
Suara baritonedmu, kini lirih tertekan
Kau ajarkan arti hidup, tentang perjuangan
Namun bisikan kalam ilahi selalu terucap lirih
Sejuta kata tak cukup untuk kuucapkan
Betapa besar cintaku kepadamu
Engkau pahlawan keluarga
Semoga Allah selalu menjagamu
Di lorong waktu yang sedang kau lewati
Setiap detik di hela nafasmu
Butiran dzikir teruntai indah
Sebagai tasbih cinta pada Sang Pencipta
Sumedang, 17Â Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H