Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Marketplace vs Etalase: Transformasi Guru di Era Digital

16 Oktober 2024   20:01 Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:14 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Market place untuk guru merupakan inovasi yang sangat potensial dalam dunia pendidikan. Platform ini dapat menjadi wadah bagi guru untuk saling berbagi sumber daya, pengalaman, dan ide-ide kreatif dalam proses pembelajaran. Marketplace untuk guru memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengembang platform, dan guru sendiri. Dengan pengelolaan yang baik, marketplace ini dapat menjadi aset berharga bagi dunia pendidikan. 

Kesamaan Marketplace Guru dengan Etalase:

  • Tampilan visual: Sama seperti etalase yang menampilkan produk secara menarik, marketplace untuk guru juga menampilkan "produk" berupa jasa mengajar, materi pembelajaran, atau portofolio guru secara visual yang menarik.
  • Aksesibilitas: Baik etalase maupun marketplace memberikan akses mudah bagi calon pembeli (dalam hal ini siswa atau lembaga pendidikan) untuk melihat dan memilih produk yang diinginkan.
  • Kompetisi: Di etalase, berbagai toko bersaing untuk menarik pelanggan. Begitu pula di marketplace untuk guru, para guru bersaing untuk mendapatkan perhatian dan kepercayaan calon klien.

Perbedaan Marketplace Guru dengan Etalase:

  • Produk yang tidak berwujud: Jika etalase menampilkan produk fisik, marketplace untuk guru menampilkan jasa yang tidak berwujud. Ini berarti calon pembeli harus lebih bergantung pada reputasi, ulasan, dan portofolio guru untuk menilai kualitas jasa yang ditawarkan.
  • Interaksi yang lebih kompleks: Transaksi di marketplace guru melibatkan interaksi yang lebih kompleks daripada sekadar membeli produk. Ada proses negosiasi, penentuan kurikulum, dan evaluasi kinerja yang perlu dilakukan.
  • Unsur sosial: Marketplace untuk guru tidak hanya sebagai tempat transaksi, tetapi juga sebagai komunitas tempat guru dapat berinteraksi, berbagi pengetahuan, dan membangun jaringan.

Jadi, apakah marketplace untuk guru sepenuhnya seperti etalase?

Tidak sepenuhnya. Marketplace untuk guru memiliki kompleksitas dan nuansa sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan etalase tradisional. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memudahkan proses penawaran dan permintaan.

Implikasi untuk Marketplace Guru:

  • Pentingnya reputasi: Karena jasa yang ditawarkan tidak berwujud, reputasi seorang guru sangat penting. Ulasan dari siswa atau lembaga pendidikan sebelumnya akan sangat berpengaruh dalam menarik klien baru.
  • Kualitas layanan: Marketplace harus memastikan kualitas layanan yang diberikan oleh para guru. Ini bisa dilakukan melalui sistem verifikasi, rating, dan review.
  • Fitur interaksi: Marketplace perlu menyediakan fitur-fitur yang memungkinkan guru dan calon klien untuk berinteraksi secara efektif, seperti fitur chat, video call, atau portofolio yang interaktif.
  • Komunitas: Marketplace harus membangun komunitas yang kuat di mana guru dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman.

Munculnya platform marketplace sebagai penghubung antara guru dan pencari jasa pendidikan telah memicu perdebatan sengit. Apakah keberadaan marketplace ini merupakan ancaman bagi profesi guru atau justru membuka peluang baru yang menjanjikan? 

Tentunya sebagai seorang guru harus menyeimbangkan peluang dan ancaman. Untuk memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, guru perlu:

  • Membangun Reputasi: Bangun reputasi yang baik dengan memberikan layanan berkualitas dan mendapatkan ulasan positif dari siswa.
  • Memperkuat Keterampilan: Selain kemampuan mengajar, guru juga perlu memiliki keterampilan pemasaran, komunikasi, dan teknologi yang baik.
  • Beradaptasi dengan Perubahan: Dunia pendidikan terus berkembang, guru harus siap beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tren pembelajaran.
  • Bergabung dengan Komunitas: Bergabung dengan komunitas guru online dapat membantu guru berbagi pengalaman, mendapatkan dukungan, dan memperluas jaringan.

Kesimpulan

Guru sebagai pengajar jangan berhenti belajar karena perubahan itu adalah sunnatullah, jadilah pembelajar sepanjang hayat dan mengikuti zaman mendampingi generasi alpha mengikuti gerak langkah mereka agar menjadi tunas-tunas bangsa yang handal menyambut era Indonesia emas 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun