Pendahuluan
Ayah Bunda, sudah siapkah untuk memberikan adik baru untuk kakak? Melalui metode bermain peran sebenarnya kita sedang mempersiapkan mental kakak agar sepenuhnya bisa masuk dalam jiwanya antusiasme, kerinduan pada adik dan prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi yang harus difahami oleh Si Kakak untuk berbagi kasih sayang dengan adik barunya.
Case study :
Alona adalah seorang anak 6 tahun yang selalu diantar oleh ibunya ke sekolah. Dia tidak mau lepas dari pengawasan ibunya bahkan sampai harus ditunggu hingga di tempat duduknya di kelas. Setelah terjadi pembicaraan dengan ibunya ternyata perubahan perilakunya terjadi sejak diketahui bahwa ibunya mengandung lagi dan Alona akan punya adik baru. Hal ini wajar terjadi pada setiap anak karena timbul rasa cemburu bahwa kasih sayang orang tuanya akan terbagi. Sampai hampir 1 semester, keadaan seperti ini terus berlangsung hingga muncullah ide dari sang guru dengan melakukan pembelajaran dengan metode role playing dengan menggunakan media boneka. Dan masing-masing anak bebas berekspresi memainkan peran sebagai kakak dan boneka sebagai adik bayinya yang mungil dan menggemaskan serta keseruan yang diciptakan agar timbul kerinduan kepada adik bayi. Sejak saat itu terjadi perubahan setahap demi setahap Alona menjadi terlihat lebih bahagia dan ceria karena akan memiliki adik baru.
Mengapa Bermain Peran Efektif?
- Membuat Konsep Abstrak Menjadi Nyata: Melalui bermain peran, anak dapat merasakan langsung pengalaman menjadi seorang kakak.
- Meningkatkan Pemahaman: Anak akan lebih memahami apa yang diharapkan dari dirinya dan apa yang akan terjadi setelah adik lahir.
- Mengurangi Kecemasan: Dengan membayangkan situasi, anak akan merasa lebih siap dan mengurangi kecemasan.
- Membangun Antisipasi Positif: Bermain peran dapat menciptakan ekspektasi positif terhadap kehadiran adik baru.
Contoh Permainan Peran
Berikut adalah beberapa contoh permainan peran yang dapat dilakukan dengan anak Anda:
- Bermain Dokter: Anda bisa berperan sebagai dokter, anak Anda sebagai ibu, dan boneka sebagai bayi. Jelaskan bagaimana dokter memeriksa bayi yang baru lahir dan bagaimana seorang ibu merawat bayinya.
- Bermain Keluarga: Buatlah sebuah rumah-rumahan dan berikan peran kepada masing-masing anggota keluarga. Anak Anda bisa berperan sebagai kakak, Anda sebagai ibu, pasangan Anda sebagai ayah, dan boneka sebagai adik.
- Membaca Buku Cerita: Bacakan buku cerita tentang anak yang mendapatkan adik baru. Setelah selesai, ajak anak Anda untuk menceritakan kembali cerita tersebut dengan menggunakan boneka atau mainan.
Tips Melakukan Permainan Peran
- Buat Suasana yang Menyenangkan: Ciptakan suasana yang santai dan menyenangkan agar anak tidak merasa tertekan.
- Gunakan Bahasa yang Sederhana: Gunakan bahasa yang mudah dipahami anak dan hindari istilah medis yang rumit.
- Libatkan Anak Secara Aktif: Ajak anak untuk memilih peran dan menentukan alur cerita.
- Berikan Pujian: Berikan pujian atas partisipasi dan kreativitas anak.
- Ulangi Permainan: Ulangi permainan peran secara berkala untuk memperkuat pemahaman anak.
Topik yang Bisa Dibahas dalam Permainan Peran
- Perasaan: Diskusikan perasaan yang mungkin dialami anak, seperti senang, khawatir, atau cemburu.
- Tanggung Jawab: Jelaskan bahwa menjadi kakak adalah sebuah tanggung jawab yang menyenangkan.
- Perubahan Rutinitas: Bicarakan tentang perubahan yang akan terjadi dalam keluarga setelah kelahiran adik.
- Perawatan Bayi: Ajarkan anak cara merawat bayi dengan aman, seperti mengganti popok atau menidurkan bayi.
Manfaat Tambahan Bermain Peran
- Meningkatkan Keterampilan Sosial: Bermain peran membantu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan memahami perspektif orang lain.
- Mengembangkan Imajinasi: Melalui permainan peran, anak dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
- Memperkuat Ikatan Emosional: Bermain peran bersama dapat memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Kesimpulan