Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purnama Alam (Pantun Maulid)

16 September 2024   06:41 Diperbarui: 16 September 2024   12:44 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Pergi ke Dili melihat ombak,
Saat petang menjelang malam,
Tabir jahili telah tersibak,
Saat datang purnama alam.

Pak Wangsana minum kefir,
Agar segala pegal tak dirasakan,
Singgasana raja kafir,
Dan berhala berantakan.

Anak unta berkalung tasbih,
Bahagia sambil berlari,
Semesta seraya bertasbih,
Bahagia tiada terperi.

Kian memesona kesuma seruni,
Walau tertubruk pedati petani,
Tuan laksana emas murni,
Yang berkilau di lubuk hati insani.

Menyusul pak Kutus ke armada,
Untuk selamatan beli melamin,
Rasul diutus ke marcapada,
Sebagai rahmatan lil'aalamiin,

#12 Rabi'ul awal 1446 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun