Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Embun Pagi yang Terbakar

15 September 2024   22:22 Diperbarui: 15 September 2024   23:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari pagi menyapa lembut, menyinari wajah Sri yang tengah bersiap. Hari ini, ujian nasional akan digelar. Sejak malam, dia telah merangkai doa, berharap para siswanya dapat mengerjakan soal dengan lancar. Sebagai seorang guru,Sri merasa memiliki tanggung jawab besar. 

Mengawal setiap langkah pertumbuhan siswanya adalah sebuah kehormatan. Hari ini, ia siap menjalankan tugasnya sebagai pengawas ujian. Dengan senyuman, ia melangkahkan kaki menuju halaman sekolah untuk melaksanakan briefing, berharap yang terbaik untuk para siswanya.

Jeritan bell mulai terdengar tanda siswa-siswi harus segera  masuk kelas. Sri segera menuju ruang sekertariat untuk mengambil berkas ujian dan bersiap menuju ruang II tempat ia ditugaskan untuk mengawas. Anak-anak sudah siap menyambut kedatangannya dan tanpa instruksi salah satu di antara mereka siap memimpin berdo'a. 

Jemari mulai menari menuangkan nama-nama peserta didik dalam absen dan membagikan soal serta memotivasi mereka untuk mengerjakan ujian dengan semangat dan jujur. 

Detik jarum jam berbisik lirih menemani para pejuang ilmu yang sedang bertarung untuk menentukan masa depan setelah enam tahun menimba ilmu dan kini saatnya harus melewati tangga untuk menuju puncak kesuksesan. 

Tiba-tiba  telepon genggam Sri  bergetar. Dengan hati penasaran, Sri meminta izin keluar untuk mengangkat panggilan itu. Suara adik iparnya terdengar lirih, "Kak, maafkan aku mengganggu waktumu...  Aa masuk  rumah sakit karena tersambar gas alam!" Dunia seketika terasa berhenti berputar. Pikirannya kalut, hatinya remuk. Di satu sisi, tanggung jawab sebagai seorang guru menuntutnya untuk hadir mengawasi ujian. Di sisi lain, sebagai seorang istri, ia harus segera menghampiri suaminya yang tengah terbaring lemah di rumah sakit.Dengan langkah gontai, Sri menuju ruang guru. Ia memberitahu rekan sejawatnya tentang kejadian yang menimpanya. 

Mereka semua terkejut dan turut merasakan kesedihannya. Akhirnya, dengan berat hati, Sri memutuskan untuk meninggalkan sekolah dan menuju rumah sakit.

#sabar kapasitas akbar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun