Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lesson Study vs Supervisi Klinis: Mana yang Lebih Efektif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

8 Agustus 2024   20:24 Diperbarui: 8 Agustus 2024   21:59 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terus dilakukan. Dua pendekatan yang sering digunakan adalah lesson study dan supervisi klinis. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu guru untuk mengembangkan praktik pembelajaran yang lebih efektif. Namun, keduanya memiliki karakteristik dan fokus yang berbeda. Artikel ini akan membahas perbandingan antara lesson study dan supervisi klinis, serta implikasi masing-masing pendekatan terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.

Apa itu Lesson Study?

Lesson study adalah sebuah pendekatan kolaboratif yang berasal dari Jepang. Dalam lesson study, sekelompok guru bekerja sama dalam merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan sebuah pelajaran. Proses ini melibatkan beberapa siklus, mulai dari perencanaan yang matang( Plan), pelaksanaan pelajaran oleh salah satu anggota kelompok ( Do), hingga observasi dan refleksi bersama (See). Tujuan utama lesson study adalah untuk memperbaiki praktik pembelajaran melalui proses refleksi yang mendalam dan kolaboratif.

Apa itu Supervisi Klinis?

Supervisi klinis adalah sebuah pendekatan yang lebih individual, di mana seorang supervisor bekerja sama dengan seorang guru untuk meningkatkan praktik pembelajarannya. Supervisor biasanya mengamati guru saat mengajar, memberikan umpan balik, dan membantu guru dalam merencanakan perbaikan. Fokus supervisi klinis adalah pada pengembangan profesional individu guru.

Dalam proses supervisi klinis, guru dan supervisor bersama-sama menetapkan fokus pengamatan terhadap perilaku tertentu.Terdapat kesepakatan antara guru dan supervisor mengenai aspek perilaku yang menjadi objek observasi. 

Kelebihan dan Kekurangan

  • Lesson Study:
    • Kelebihan: Kolaborasi yang kuat, pengembangan profesional yang berkelanjutan, dan fokus pada pembelajaran siswa.
    • Kekurangan: Membutuhkan waktu dan komitmen yang tinggi dari semua anggota kelompok.
  • Supervisi Klinis:
    • Kelebihan: Fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu guru, dan fokus pada pengembangan profesional.
    • Kekurangan: Kualitas supervisi sangat bergantung pada kompetensi supervisor.
    • Implikasi terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran
      • Lesson Study:
        • Memungkinkan guru untuk berbagi ide, belajar dari satu sama lain, dan mengembangkan praktik pembelajaran yang inovatif.
        • Mendorong guru untuk menjadi refleksif dan terus belajar.
      • Supervisi Klinis:
        • Membantu guru untuk mengatasi masalah spesifik dalam pembelajaran.
        • Meningkatkan kepercayaan diri guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang baru.                                                                                                                                                                                                                                                                                Kesimpulan                                                                                                                                                                                                                                 Baik lesson study maupun supervisi klinis memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Pilihan pendekatan yang paling efektif akan tergantung pada konteks sekolah, kebutuhan guru, dan tujuan yang ingin dicapai. Idealnya, kedua pendekatan ini dapat dikombinasikan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi guru dan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun