Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Belajar yang Berpusat pada Siswa (Student Centered)

20 Juli 2024   17:19 Diperbarui: 20 Juli 2024   17:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun pelajaran 2024/2025 SDN Margaluyu Sukasari Sumedang Jawa Barat  siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka untuk semua fase, mulai dari fase A ( kelas I dan II), fase B (kelas III dan IV) dan fase C (kelas V dan VI). 

 Kurikulum Merdeka merupakan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Konsep student centered yang dianutnya memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka (berdiferensiasi).  Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya memfasilitasi pengembangan kognitif siswa, tetapi juga mendorong tumbuh kembangnya karakter dan kompetensi yang dibutuhkan di abad ke-21.

Kurikulum Merdeka, yang berakar pada teori humanisme, memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih materi dan metode pembelajaran yang mereka sukai, Kurikulum Merdeka mendorong terciptanya pembelajaran yang relevan dan bermakna. Dalam lingkungan belajar yang inklusif dan memberdayakan ini, siswa dapat mengembangkan seluruh potensi dirinya secara optimal, baik dari segi kognitif, sosial, emosional, maupun spiritual. Hubungan kolaboratif antara guru dan siswa juga menjadi kunci keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka.

Pada hakikatnya mengajar merupakan serangkaian peristiwa yang dirancang oleh guru dalam memotivasi belajar siswa. Sebenarnya belajar itu sendiri bersifat individual. 

Rangkaian peristiwa dalam mengajar, sebagai pendorong siswa belajar diterima oleh setiap siswa secara individual pula. Artinya setiap individu siswa memperoleh pengaruh dari luar dalam proses belajar dengan kadar yang berbeda-beda. Sesuai dengan kemampuan potensial masing-masing.Oleh karena itu hasil belajarnya pun akan berbeda-beda pula. 

Walaupun proses pembelajaran secara umum dapat dilakukan secara kelompok (klasikal), metode pembelajaran yang diterapkan dapat mengakomodasi pendekatan kelompok, akan tetapi mengingat esensi belajar adalah proses individual, guru perlu merancang pembelajaran yang optimal dengan melibatkan keaktifan siswa di bawah bimbingan aktif guru.

Konsep pembelajaran aktif, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa, berakar pada teori kurikulum yang berpusat pada siswa. Teori belajar Gestalt yang menekankan pembelajaran melalui pengalaman menjadi landasan utama. Istilah "Gestalt" sendiri berasal dari bahasa Jerman yang berarti "bentuk" atau "pola". Teori Gestalt berfokus pada bagaimana individu mengorganisasikan persepsi mereka terhadap dunia di sekitar mereka menjadi pola-pola yang bermakna.Dalam kurikulum ini, siswa memiliki otonomi yang tinggi dalam menentukan materi pembelajaran. Mereka berperan aktif dalam perencanaan, pemilihan materi, dan metode pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai fasilitator.

Penerapan teori kurikulum semacam ini sepertinya memperkecil peran guru mengajar. Padahal sesungguhnya teori pembelajaran tidak "meniadakan" sama sekali peran guru. Tetapi banyak menyeimbangkan peran antara guru dan siswa. 

Berdasarkan teori belajar Gestalt (insightful learning theory), belajar pada hakikatnya merupakan hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar tidak semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespon suatu stimulus. Tetapi lebih daripada itu, belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, dan memahami belajar melalui proses (learning by process). Jadi hasil belajar dapat diperoleh jika siswa "aktif" tidak pasif.  

 Dalam melakukan proses ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang dimiliki., sebagai dasar untuk melakukan berbagai "kegiatan" agar memeroleh hasil belajar. Sedangkan fungsi guru adalah :

1. Memberi perangsang atau motivasi agar mau melakukan kegiatan belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun