Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ibda' Binafsik vs Epictetus

5 Juli 2024   19:15 Diperbarui: 5 Juli 2024   19:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam melakukan perubahan seringkali kita terbentur dengan orang- orang di sekeliling kita yang tidak sepaham dengan niat baik kita untuk melakukan perubahan, sehingga untuk mencapai target keberhasilan akan terhambat karena ketergantungan kepada orang lain. 

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda : 'Ibda' binafsik tsumma man ta'uuluu" yang artinya mulailah dari diri sendiri kemudian orang di sekitarmu. (HR. Ahmad dan Muslim)

  EPICTETUS seorang filsuf mengatkan : "Kebijaksanaan sejati adalah kita tidak bisa mengubah orang lain, tetapi kita bisa mengubah diri sendiri". Perkataan ini bukan sekadar ungkapan, melainkan sebuah prinsip dasar yang sangat relevan dengan situasi tersebut.

Salah satu keberhasilan dakwah Rasul yaitu kedahsyatan lisanul hal yang selalu diimplementasikan dalam kehidupan Rasul. Sebagai seorang guru ketika kita berfokus pada mengubah diri sendiri, kita sebenarnya sedang mengautentikasi diri kita untuk menanam benih perubahan. Itulah refleksi nyata yang bisa memengaruhi orang lain sehingga tidak akan terjadi resistensi. Kita menciptakan medan magnet yang bisa menarik orang-orang di sekeliling kita untuk berbuat seperti kita. Dengan memperbaiki cara kita mengajar, menunjukkan antusiasme dan inovasi dalam metode pembelajaran, serta mempraktikkan nilai-nilai yang kita yakini, kita menjadi contoh hidup dari perubahan itu sendiri. orang lain akan melihat perbedaan yang kita bawa, merasakan dampak positifnya, dan perlahan-lahan menjadi terinspirasi untuk mengikuti jejak kita

Jadi, ketika kita menghadapi kesulitan dalam mengajak orang lain untuk berubah, ingatlah kebijaksanaan sejati diatas. Mulailah dari diri sendiri.  Jadilah agen perubahan yang memancarkan inspirasi melalui tindakan nyata. Dengan begitu, perubahan yang kita harapkan akan terjadi dengan sendirinya, satu langkah kecil yang kita ambil bisa memicu gelombang perubahan yang lebih besar. Inilah kekuatan transformasi diri yang sebenarnya. (Terinspirasi tulisan Pak Ali, pegiat literasi Gerakan Sekolah Menyenangkan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun