Namun, pelaksanaan kebijakan ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk bentuk ketahanan budaya di beberapa organisasi dan kurangnya perempuan yang siap secara profesional untuk mengambil peran strategis. Untuk mengatasi ini, pelatihan dan pengembangan kemampuan menjadi fokus utama, termasuk melalui kampanye seperti Girls Takeover yang dirancang untuk menginspirasi perempuan muda.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender bukan sekadar isu moral, tetapi juga kebutuhan strategis. Studi menunjukkan bahwa keberagaman gender di tingkat kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan, termasuk dalam aspek inovasi dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa keberhasilan kebijakan tersebut membutuhkan komitmen jangka panjang dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Perubahan ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi perempuan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata bagi Indonesia (Gender & Vol, 2024).
DAFTAR PUSTAKA
Gender, J. S., & Vol, A. (2024). JSGA: Journal Studi Gender dan Anak Vol. 11, No. 1, June 2024. Journal Studi Gender Dan Anak, 11(1), 1--15.
Nuraeni, Y., & Lilin Suryono, I. (2021). Analisis Kesetaraan Gender dalam Bidang Ketenagakerjaan Di Indonesia. Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 20(1), 68--79. https://doi.org/10.35967/njip.v20i1.134
Putri, E. (2024). Arus Jurnal Sosial dan Humaniora ( AJSH ) Gender Mainstreaming Plan International dalam Bidang Ketenagakerjaan di Indonesia. Arus Jurnal Sosial Dan Humaniora, 4.
Raranta, J. E. (2022). PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PE
REMPUAN DALAM PEMERINTAHAN INDONESIA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H